“Time to dye your hair black and put on your black eyeliners.”
Tanggal 13 Mei 2022, adalah hari yang dimulai dengan biasa saja buat saya. Saya bangun dan bersiap untuk berangkat kerja. Di tengah perjalanan, saya mendapatkan notification dari salah satu streaming platform yang saya gunakan untuk mendengarkan lagu. Tak lain tak bukan, kaget bukan kepalang, salah satu band yang “menyelamatkan” saya di tengah derasnya arus hormon pubertas, merilis sebuah single out of the blue. MY CHEMICAL ROMANCE. MERILIS. SINGLE. BARU.
Oke, My Chemical Romance merilis The Foundations of Decay, sebuah epik berdurasi 6 menit dengan banyak referensi yang mengarah pada perjalanan band itu sendiri. Dari bait pertama, Gerard Way, vokalis My Chemical Romance bernyanyi tentang bagaimana dia berdiri diatas bukit dan melihat seberapa jauh dia dan rekan-rekan MCR lainnya sudah berjalan. Mulai dari berbagai kesuksesan yang dicapai hingga berbagai drama yang dilewati. Gerard bernyanyi di bait chorus, “let our bodies lay, while our hearts will stay, let our blood invade if I die in vain”, yang bisa merujuk ke periode dimana MCR bubar di tahun 2014 yang lalu. Meski mereka (bodies) bubar atau secara metaphorical bisa dibilang “mati”, tujuan awal mereka (hearts) tidak berubah dan akan tetap ada. Memang sedari awal formasi, tujuan MCR terbentuk adalah “to save lives”, ujar Gerard Way di film dokumenter Life on the Murder Scene.
Secara instrumental dan komposisi pun avid listeners bisa menemukan referensi berbagai sound yang pernah menjadi identitas mereka di album-album sebelumnya. Di bagian awal lagu ini, pendengar bisa merasakan instrumentasi yang serupa dengan apa yang pernah MCR bawakan pada album pertama mereka, I Brought You My Bullets, You Brought Me Your Love. Untuk chorus, Gerard Way cs. membawakan bagian ini dengan gaya yang anthemic dan theatric, seperti bagaimana mereka membawakan diri mereka untuk album The Black Parade. Lalu, di menit ketiga, MCR mengejutkan pendengar dengan penggunaan breakdown ditengah lagu. Bagian ini benar-benar akan membuat pendengar yakin kalau My Chemical Romance adalah salah satu band yang paling versatile di dunia saat ini.
Kembalinya juruselamat musik alternatif ini merupakan salah satu hal-hal yang we need but we don’t deserve. My Chemical Romance telah menjadi bagian dari hidup banyak remaja karena pesan-pesan yang mereka bawa resonated dengan audiens tanpa pandang bulu. Whether you’re white, black, Asian, or anything else, you can always find something that speaks for you. Dan kembali ke poin diatas yang sudah saya sebutkan, memang itulah tujuan terbentuknya My Chemical Romance. To save lives.