Perkenalan saya dengan Bomb The Music Industry! tidak bisa dielakan dari masa-masa dimana saya di waktu tersebut sedang digging banget sama musik-musik free culture ataupun musik yang menggunakan lisensi Creative Commons. Waktu itu ada sebuah blog musik yang saya lupa nama blog-nya apa merekomendasikan beberapa record label dan netlabel yang menspesialisasikan merilis atau mempublikasikan musisi-musisi/band punk dan salah satunya blog tersebut merekomendasikan Quote Unquote Records. Walaupun Quote Unquote Records sendiri bukan merupakan label yang self proclaiming sebagai netlabel ataupun sebuah label yang meng-upload materi-materinya di Internet Archive, tetapi bisa dibilang Quote Unquote Records dan Bomb The Music Industry! merupakan eksponen yang bisa dibilang berhasil dalam mempraktekan free culture di dalam industri musik. Ini sebenernya mungkin Jeff Rossenstock juga akan ketawa kali ya ketika memasukan Quote Unquote Records ke dalam view industri musik karena Jeff Rosenstock sendiri memang mendirikan Bomb The Music Industry! dan Quote Unquote Records atas pandangan Jeff sendiri yang tidak merasa fit-in di dalam industri musik yang ada.
Menarik garis histori dari Bomb The Music Industry! sendiri memang dimulai dari Jeff Rosenstock dengan Arrogant Sons of A Bitches. Diceritakan di dalam dokumenter “Never Gets Tired” bahwa Arrogant Sons of A Bitch sempat mengalami “mild success” yang ditandai dengan band ini yang sempat menjadi line up di Vans Warped Tour 2003. Memang menjadi line up di Vans Warped Tour di skena tahun 2000-an merupakan sebuah big deal! Walaupun begitu diceritakan bahwa di tur Arrogant Sons Bitches sendiri memang band ini lebih banyak menghabiskan uang untuk banyak cost di dalam tur dibandingkan pendapatan yang mereka raih. Jeff mengatakan bahwa dia sendiri merasa ada yang salah ketika Arrogant Sons of A Bitches harus menjual banyak merch di dalam tur mereka sehingga dengan alasan inipun Jeff membubarkan band ini ketika dalam sebuah tur di tahun 2006.
Jeff Rosenstock yang muda ini memang dikenal senang sekali bereksperimentasi dengan ide-ide liarnya. Wajar sih namanya masih muda gitu ya, jadi kalau mau idealis tuh masih gampang sih. Jeff yang muda setelah membubarkan Arrogant Sons of A Bitches akhirnya merekam beberapa materi yang awalnya merupakan proyek solo beliau dengan nama Bomb The Music Industry! Dan memang Bomb The Music Industry! ini akhirnya lebih dijadikan sebagai kolektif musik ketimbang band. Mungkin kalian bertanya “Kolektif itu maksudnya apa ya?”. Banyak yang mengenal band merupakan sebuah konsep sekelompok orang yang mahir memainkan alat musik akhirnya berkolaborasi dengan sebuah nama dan memiliki relationship yang cukup attached terhadap kolaborasi tersebut. Nah bedanya dengan kolektif adalah kolektif sendiri merupakan sekelompok orang yang mahir memainkan alat musik ataupun yang biasa disebut dengan musisi berkolaborasi namun relationship mereka dengan kolaborasi lebih “unattached”, let say kalau dalam kolektif itu sendiri bisa saja dari satu tur ke tur yang lainnya ataupun dari satu album ke album yang lain bergonta-ganti personilnya. Beda dengan format band yang dimana personil dari band ini di-announce dan memiliki bounding yang cukup attach dengan personilnya. Format kolektif sendiri digadang-gadang menjadi sebuah alternatif bagi musisi yang kesulitan mencari personil yang bisa keep up dengan working ethic ataupun movement mereka. Dan juga dari sisi playmate-nya dari “head of collective”, format kolektif merupakan alternatif bagi mereka yang ingin enriching pengalaman bermain dan mingle di dalam skena musik. Mungkin selain Bomb The Music Industry!, working ethic yang sama diterapkan oleh Godspeed You! Black Emperor. Dan memang beberapa kolaborator di dalam Bomb The Music Industry! di antaranya terhitung berhasil ketika men-set up proyek musik pribadi mereka secara terpisah, salah satu yang paling notable adalah Laura Stevenson dengan proyek solonya Laura Stevenson And The Cans.
Diakui oleh Jeff Rossenstock sendiri bahwa format kolektif ini cukup membantu dirinya dalam men-set up Bomb The Music Industry! di dalam skena karena dia sendiri nampaknya mengakui bahwa dengan intensitas tur dan pembuatan album yang tinggi dan cepat belum tentu bisa diimbangi oleh banyak orang. Dengan format kolektif ini memungkinkan Jeff untuk merekrut orang yang berbeda-beda di dalam tur-turnya Bomb The Music Industry!
Membahas soal musik dari Bomb The Music Industry! sendiri memang tidak cukup untuk men-set up satu atau dua genre di dalam musik mereka. Jeff sendiri mengutarakan bahwa band punk pertama yang menjadi “gateway”-nya terhadap subkultur punk adalah Green Day. Dan diakui juga kalau Jeff Rosenstock memang root up di genre ska dan ska pun menjadi alasan mengapa Arrogant Sons of Bitches ada. Walaupun dengan begitu, spektrum Bomb The Music Industry! jauh lebih luas dari ska itu sendiri. Malah ada yang pernah membandingkan mereka dengan Andrew W.K. dan kalau kita bisa bilang hal itu wajar sih karena musik dari Bomb The Music Industry! sendiri rame banget baik itu dari segi instrumentasi dan juga komposisi musik yang cukup membuat adrenalin anda melonjak dengan sesaat. Jeff Rosenstock sendiri dikenal dengan seorang penulis yang jenius yang dimana ketika ia menulis musik maka di kepalanya pun akan terbesit tentang instrumentasi yang akan dimainkan beserta chord dan nadanya. This guy is a world wonder indeed!
Ok mungkin saatnya kita sedikit mengulas karya band ini dari album ke album. Dan memang dari hidup 9 tahun lamanya, Bomb The Music Industry! tergolong kepada musisi yang produktif karena dalam waktu tersebut kolektif musik ini telah menghasilkan 7 full length dan 1 split EP bersama O Pioneers. Berarti hampir setiap tahun kolektif musik ini merilis full length. Oke perjalanan diskografi Bomb The Music Industry! kita mulai dari full length yang berjudul “To Live Or Die In Long Island”. Di album terdengar sekali kalau produksi album ini cukup rumahan, baik itu secara sound production ataupun instrumentasi yang dipakai which yang saya dengar di sini si Jeff Rosenstock terdengar sekali kalau beliau itu menggunakan drum looping di dalam album ini. Namun tetap di sini Jeff sudah menunjukan intensitas dan “kegilaannya” dalam bermusik. Pun masih bisa saya dengar di sini sedikit puing-puing ska yang cukup menjelaskan background musikalitas beliau. Di dalam album ini terdapat lagu anthem yang berjudul “Stand There Until You’re Sober”. Sebuah anthem tentang hidup luntang lantung tapi kamu masih berusaha untuk mempercayai mimpi. Dalem sih message-nya sampe lagu ini malah terdengar terlalu folk punk untuk Bomb The Music Industry! menurut saya.
Next merupakan full length yang dirilis pada tahun yang sama, 2005, berjudul “Album Minus Band”. Nah kalau di sini justru ska vibe-nya jauh lebih berasa dibandingkan “To Live Or Die In Long Island”. Dan di sini sound production-nya pun masih terasa home recording banget walaupun begitu memang di sini Jeff menggunakan instrumentasi synthesizer yang terdengar juga dominan bahkan jauh lebih dominan dibandingkan dengan “To Live Or Die In Long Island”. Next kita beranjak pada album yang berjudul “Goodbye Cool World” yang dirilis satu tahun setelahnya, 2006. Wah di full length ini sih sebenarnya Bomb The Music Industry! menurut saya baru menunjukan taringnya. Secara sound production memang album “Goodbye Cool World” sudah mengalami kenaikan level yang dimana kalau di dua album awal memang band ini terdengar cukup rookie dan pada album ini nampaknya materi-materi di album mengalami polesan lebih halus. Mungkin beberapa track yang terdengar anthemic buat saya di antaranya adalah “Even Winning Feels Bad”. Lead sythesizer di lagu ini cukup memberikan karakter pada lagu ini dan juga chorus dengan melodi yang sangat sing along-able dalam merayakan hidup. Sekali lagi memang Bomb The Music Industry! memang seorang pemain pro dalam menciptakan tembang untuk party hard. Saya bilang banyak konten di album “Goodbye Cool World” yang malah terdengar politis dan juga mengandung kritik tentang konstruksi sosial dan juga music business. Dan banyak yang berargumen juga kalau “Goodbye Cool World” merupakan album yang menghantarkan band ini ke dalam level kesuksesan selanjutnya.
Next merupakan full length yang berjudul “Get Warmer” dirilis pada tahun 2007 dan yes pada tahun tersebut BTMI akhirnya deal dengan label orgcore DIY garda terdepan, Asian Man Records. Disinyalir pada full length ini juga digadang-gadang sebagai milestone kesuksesan gelombang kedua Asian Man Records dan full length ini juga banyak disandingkan dengan full length Lemuria “Get Better”. Salah satu tembang favorit saya di album ini adalah “Depression Is No Fun” yang dimana ini merupakan sebuah tembang ska yang sangat dance-able dan juga catchy di saat yang berasama. Dan juga terdapat satu track terakhir yang terdengar baik sekali dalam building hype dan quality dari album yakni “Get Warmer”. Album ini dibuka dengan acoustic sound dari Jeff di front part lalu lagu dibangun hype-nya pada menit ke-4 lalu interlude-pun terbangun dengan sempurna secara emosional. Overall album ini terdengar lebih profesional secara sound production dibandingan dengan 3 album awal Bomb The Music Industry!
Mungkin karena banyaknya full length yang dihasilkan band ini jadi mari kita skip sedikit dimana pada 2011, Bomb The Music Industry! menghasilkan “Vacation” yang pasti di periode ini member kolektif Bomb The Music Industry! sudah mulai stabil dengan formasi Jeff R-Vocal+Guitar, Joe Dedomeneci – Bass+Etc, Tom Malinowski – Guitar, Mike Costa – Drum, Matt Keegan – Trombones+Other Instrument. Dan memang dengan formasi tersebut Bomb The Music Industry dikenal dengan kegilaan instrumentasi panggung dan juga kayanya musikalitas dari band ini yang dimana hal ini direpresentasikan dengan full length “Vacation”. Album ini dibuka dengan alunan intro piano post rock-ish pada track “Campaign for The Better Weekend”. Dan album “Vacation” ini dikenal sebagai album yang memiliki banyak lagu unggulan dari fan. Katakanlah lagu-lagu tersebut di antaranya adalah “Vocal Coach”, “Everybody That You Love”, ataupun “Why, Oh Why, Oh Why (Oh Oh Oh)”. Bahkan dicatat track “Can’t Complain” pernah di-feature menjadi scoring film mini seri “The Office”. Lalu pada album ini bisa dikatakan rilisan first wave dari label Jeff Rosenstock bernama Really Records. Walaupun LP ini dikatakan sukses namun sebenarnya tidak mengantarkan kolektif ini melangkah lebih jauh tapi LP ini benar-benar menaruh titik kulminasi kreatifitas dalam kolektif musik ini sampai pada akhirnya band ini men-declare status hiatus mereka pada tahun 2012 dan mengadakan last show mereka pada tahun 2014 yang dimana pada gig tersebut semua member dari kolektif musikal ini berkumpul berkolaborasi dalam live performance-nya. FYI, Christine Mackie, yang sekarang menjadi istri dari Jeff Rosenstock, pernah berkontribusi dalam kolektif musik ini.
Bomb The Music Industry! memang saya rujuk sebagai lucky charm bagi banyak kolaboratornya, khususnya bagi Jeff sendiri BTMI! memang digadang-gadang sebagai “bridging” kesuksesannya sampai beliau sendiri bisa sign dengan label seperti Polyvinyl dan menjadi headline di banyak festival bergengsi seperti Pitchfork Music Festival. Selain itu Bomb The Music Industry! telah menaruh berbagai pengaruh bagi banyak following band seperti Dollar Sign, Just Friends, Teenage Halloween, dan banyak lagi. Oleh karena itu nampaknya layak apabila kolektif ini disebut sebagai “Fugazi di era internet”. And one thing you should know that YOU CAN’T HAVE ANY COMPLAINTS ABOUT BOMB THE MUSIC INDUSTRY!