And as the world caves in, we would do the same thing. This could be our longest year, but I really doubt none of us came through.
Write the Future
2022 mungkin bisa menjadi tahun yang baik untuk membalikkan keadaan pasca badai COVID-19 yang menghantam berbagai sektor di tahun 2020 hingga 2021. Satu persatu sektor mulai bergerak termasuk sektor skena musik lokal. Unit pop-punk Write the Future pun tidak ketinggalan dalam hal ini.
Banyak perasaan yang campur aduk ketika Write the Future memutuskan untuk kembali lagi ke permukaan sebagai unit tiga orang. Secara mengejutkan, postingan Instagram mereka menunjukkan footage rekaman, yang menandakan mereka sedang memasak sesuatu. Hal yang tentu sangat saya tunggu-tunggu sejak 2018. Walaupun begitu kesempatan manggung mereka baru datang di tahun ini pada Heartfelt edisi ke-12 : Homecoming, sebuah gig pulang kampung ditengah suasana lebaran.
Beberapa bulan setelah proses recording, lagu baru Write the Future dirilis oleh Haum Entertainment dalam sebuah 5-way split lintas provinsi yang didalamnya juga terdiri dari Car Crash Coma (Surakarta, Jateng), Settle (Kuta, Bali), Nervous Strain (DKI Jakarta), dan Displacement (Depok, Jabar). Total berisi 10 trek dengan masing-masing band menyumbang 2 lagu andalan mereka. Tentunya hal itu adalah sebuah langkah yang sangat keren untuk menyatukan skena alternatif di Indonesia.
5-way split V/A The Things That Shaped Us Together mengingatkan saya akan masa-masa keemasan Run for Cover yang diperkuat oleh band-band dengan benang merah post-hardcore/emo. Dua lagu kontribusi dari Write the Future, “Isn’t It Obvious?” dan “Running Out of Time” nampaknya adalah trek yang benar-benar sangat fresh yang mereka kerjakan selepas berganti formasi. Risang pada gitar sendiri mengatakan bahwa kali ini materi yang dibawakan lebih easy listening dengan sensibilitas pop yang lebih terlihat daripada Changing Pace. Setuju dengan hal tersebut menurut saya trek di split ini lebih mengarah ke warna emo-pop ala Jimmy Eat World hingga Real Friends era Composure. Sebuah perbedaan yang lumayan signifikan dibanding dengan EP kedua dan LP pertama mereka yang beraksen lebih heavy dan dark.
Menariknya pada proses recording kali ini mereka lakukan ditempat yang terpisah-pisah. Tracking drum dilakukan Agung di Trek House, Sidoarjo yang dioperatori oleh Pras Imansyah. Untuk sesi gitar dan bass dilakukan di Griffin Studio, Malang, lalu sesi vokal dilakukan sendiri oleh Dandy di kediamannya di Kalcit, Jakarta Selatan. Kemudian semua proses mixing dilakukan oleh Satrio Utomo dari Griffin Studio serta mastering seluruh split oleh Haum Studio. Dari segi lirik pun masih sama seperti sebelumnya, selalu ditulis dengan jujur, serta dengan grammar yang brilian sehingga mudah untuk dicerna.
Akhir kata rasanya tidak ada kata-kata yang bisa saya tulis untuk menggambarkan salut dan terima kasih saya terhadap mereka. Walaupun di situasi yang sulit, waktu yang sempit dan jarak yang jauh mereka dapat menggodok dan merampungkan dua lagu pada 5-way split ini. Write the Future telah kembali untuk menyuarakan keresahan dan curhatan kita semua.
Stream the split here. Support and keep them alive by buying their music, merch, and attending their show.
Situs