Kalau kemarin saya menulis tentang ‘Take Off Your Pants And Jackets’ sebagai gateway saya terhadap subkultur punk dan sekarang saya katakan bahwa band asal Uxbridge, London, ini yang bernama ‘Colour Me Wednesday’ merupakan gateway saya terhadap scene UK-sounded indiepunk. Band ini saya notice ketika mereka merilis split EP mereka dengan musisi folk punk asal Washington, DC, Spoonboy, di tahun 2014. Mungkin first love saya datang ketika mendengar single mereka berjudul ‘Shut’, kaya pas pertama denger tuh gue kaya ‘damn ini band sekilas terdengar Lemuria sounded tapi aksen lyrical british dan juga sound gitarnya malah leaning ke indiepop gitu ya?#@!’.
Tapi emang band ini ajaib sih songwriting-nya kalo gue sendiri bisa bilang dan juga kalau didengar di LP pertama mereka yang berjudul ‘I Thought It Was Morning’ memang banyak style musik yang mereka inkorporasikan. Kayak ada satu track yang berjudul ‘Carefree’ yang terdengar two tone ska banget dan emang pas gue tanya juga ke mereka taunya vokalisnya, Jennifer Doveton, emang dulunya tuh DJ Radio Ska #PantesAjaYaKan.
Mungkin saya kategorikan sendiri sebenarnya Colour Me Wednesday lebih ke kolektif musikal kali ya dibanding bandnya sendiri. Jadi kolektif musikal ini diinisiasi oleh Dovetone Sister ; Jennifer Doveton, vokalis, dan Harriet Doveton, gitatis, yang kemudian merekrut beberapa kolabolator lain seperti Danny Gardner di bass. Dengan kolabolator yang disebutkan sebelumnya, Colour Me Wednesday merilis debut EP mereka secara DIY yang berjudul ‘What To Do In Emergency’ di tahun 2007. Dan pada tahun 2012 kolektif musikal ini merilis debut full length mereka yang berjudul ‘I Thought It Was Morning’ via label yang dulu dimotori oleh JC nya Martha, Discount Horse Records. Yap bisa dibilang sebelum saya digging lebih jauh digging Martha malah saya tau Colour Me Wednesday duluan and yes internet thing that has led me know further about this kinda indiepunk style lol.
Secara work ethic sendiri, seperti banyaknya aksi UK-sounded indiepunk, Colour Me Wednesday, memang meng-highlight kalau mereka embrace dengan DIY Work Ethic dengan mem-book show dan tur secara mandiri dan juga mem-produce album secara otonom. Dan hal ini yang gak aneh juga sih pas gue ngobrol sama si Jen pas ke sini emang orang tua mereka sendiri taunya embrace dengan ideologi anarkisme. Gak tau deh apa kalau mereka merayakan Noam Choamsky deh apa enggak dan jangan-jangan iya lagi hahaha!
Dengan work DIY ethic sendiri, kolektif musikal ini telah merilis rekaman dan karya mereka di banyak negara dan berbagai label. Termasuk di dalamnya ada label lokal yang sempat merilis full length dan kompilasi EP mereka, Rizkan Records. Sebutlah notable label yang pernah merilis mereka yakni Kingfisher Bluez dari Kanada, Wiener Records (Subsidiary label dari Burger Records), dan Lauren Records dari US, 2670 Records dari Jepang.
Selain juga merilis rekaman di berbagai negara, Colour Me Wednesday, juga telah tur di berbagai tempat di bumi. Seperti pada tahun 2014, kolektif ini tur di US dan juga sempat tampil di notable gig seperti di festival folk punk termasif di masanya, Plan-It-X Fest sampai New York Popfest. Dan 2018, band ini juga sempet mampir ke asia dan tur di beberapa kota di Jepang dan tiga kota di Indonesia. Yang pasti lagi mereka udah tur berkali-kali di region Europe dan kemarin juga sempat tampil di Madrid Popfest. Dan kalau bisa diliat juga nampaknya emang mereka merupakan band yang style musiknya irisan gitu jadi kaya maen di gig pop punk juga masuk terus main di gig indiepop juga masuk. Ya sekali mendayuh 2 sampai 3 genre dimasukin lah #adaaa. Dan juga kalau bisa diliat track record-nya, kolektif musik asal London ini juga pernah menjadi opening act dari beberapa musisi dan band yang notable juga di scene seperti Laura Stevenson, Waxahatchee, Lemuria, The Ergs, sampai Iron Chic. Tapi gue sendiri ngarepin banget mereka bisa maen di gig kaya The Fest sih karena terhitung menurut pengamatan warta Knurd sendiri yang UK sounded indiepunk sendiri tercatat baru ada Happy Accidents sih yang pernah maen di The Fest sendiri. Mungkin juga karena banyak abang-abangan beardcore juga kali jadi mereka kurang tertarik maen di gig itu kali ya hahaha…
Untuk musikalitasnya sendiri, Colour Me Wednesday, sebenarnya merupakan bisa dibilang band yang sering nabrak-nabrakin style music kali ya. Ya dari eksplorasinya sendiri, di album pertama sendiri bisa didengar sendiri kalau aksen vokal dari Jennifer Doveton dan tone guitar yang dihasilkan di dalam full length pertama mereka memberikan nuansa indiepop yang cukup ketara di style musik indiepunk mereka dan malah mereka sempat memasukan unsur 2 tone ska ke dalam musik mereka. Dan untuk di full length kedua sendiri sebenarnya masih di benang merah UK-Sounded Indiepunk cuma yang lebih ketara di full length kedua mereka adalah sound indiepunk nya sendiri menurut saya pribadi dan kalau didengar sendiri yang sedikit berbeda adalah ketukan drumnya sendiri yang terdengar lebih progresif dan lebih Thin Lizzy #SahElah. Gak heran si karena di lineup terakhir kolektif ini diperkuat oleh Jodi yang dimana doi ini juga merupakan instruktur drum ya jadi wajar sih skill musikalitas di album ini agak sedikit berbeda dari album sebelumnya. Jadi benang merahnya apabila anda baru saja mendengarkan Colour Me Wednesday ini adalah bisa dibayangkan ketika Mac McCaughan (Superchunk) mulai menulis musik seperti The Housemartins.
Untuk lineup terakhir dari kolektif musik ini adalah masih dengan Jenifer dan Harriet Doveton di departemen vokal dan gitar (Oh iya Harriet Doveton ini juga memiliki band powerpop yang cukup ‘gede’ juga di UK namanya The Tuts), lalu ada Laura Ankles di departemen gitar yang kadang merangkap jadi bassist, dimana saya mengenal dia sebelumnya di Block Fort dan juga dia pernah menjadi session player di beberapa band seperti Milk Crimes, Chorusgirls, dan beberapa band yang saya lupa juga haha, lalu di departemen drum ada Jodi which I know them as Laura’s bandmate who play on Block Fort as well. Nampaknya kalau untuk vinyl LP pertama ‘I Thought It Was Morning’ sudah sold out tapi sih untuk LP terbaru ‘Counting Pennies In The Afterlife’ masih tersisa di bandcamp nya dan kalo ada rejeki dan juga ketertarikan sama band ini ya silahkan lah dibeli rilisan fisiknya dan kalo mau spotify-an dulu rilisan doi lengkap juga kok di banyak streaming service 🙂
Colour Me Wednesday’s Sites :
Bandcamp
Spotify
Facebook Page
Instagram