Tanggal 27 Juni lalu publik skena dikejutkan dengan perilisan mini album dari unit hardcore asal Baltimore, Turnstile. Ya hari gini sih siapa yang gak doyan Turnstile gitu loh! Turnstile Love Connection sebenarnya sebuah EP yang di-package dengan intepretasi visual yang dirilis pada next day, tanggal 28 Juni, dari perilisan Turnstile Love Connection. Kalau boleh jujur sebenarnya saya melihat Turnstile sebagai ‘wonder boy’ dari subkultur musik hardcore punk. Let say mungkin di dekade 2010 ke bawah, kita dikejutkan oleh Fucked Up dengan redefinisi dari hardcore punk yang cukup breaking the boundary dari pakem-pakem hardcore punk itu sendiri and let say untuk dekade ini saya bisa bilang Turnstile merupakan sebuah icon yang cukup definitif untuk mewakili tentang seberapa jauh eksplorasi subkultur musik hardcore punk.
Jujur lagi sih sebelum mendengar full length mereka, ‘Space & Time’, yang diproduseri oleh produser panutan emo milenial, Wil Yip, saya mungkin masih menganggap memang Turnstile sendiri sebagai sebuah band yang memang ‘dapet momentnya’. Ketika banyak dari orang-orang masih berpacu pada rumus short-fast-loud, nah justru Turnstile sendiri membubuhkan banyak part groove di dalam ramuan musik hardcore punk mereka dan memang hal ini yang membuat band ini memiliki distinction dan juga bargain point tentang mengapa semua orang harus memberikan spotlight bagi band ini. Memang untuk groovy part di dalam musik hardcore sendiri bukan hal yang baru di dalam genre musik hardcore itu tersendiri, band seperti Madball sampai Biohazard memang telah mempraktekan tentang bagaimana musik hardcore punk dapat diramu dengan pattern drum yang groovy dan dicampur sedikit aroma hip-hop di dalamnya. Tetapi intepretasi saya meleset ketika mendengarkan full length mereka tahun 2018 lalu ‘Time & Space’, dalam debut full length mereka di Roadrunner Records band ini tidak hanya menyuguhkan musik hardcore punk yang groovy, seperti yang mereka representasikan di album ‘Nonstop Feeling’ dan ‘Step to Rhytm’, tetapi juga mereka bisa menyuguhkan musik hardcore yang diramu lebih artsy, bahkan saya bisa mendengar sang bassist, Franz Lyon, memberikan sentuhan soul di dalam album ini via gaya vokalnya. Dan ‘Time & Space’ memang sebuah legitimasi dari Turnstile yang telah melewati boundary sound hardcore punk itu sendiri.
Eksplorasi kreativitas Turnstile sendiri sebenarnya masih berlanjut via sebuah media yang bernama ‘Turnstile Love Connection’, yang dimana kalau saya menaruh komparasi di dalam album ini memang Turnstile terdengar sedikit berbeda dengan album ‘Time & Space’ pun. Mungkin saya ingin memberikan highlight dari track yang bernama ‘Mystery’ yang terdengar grungy, kayak ‘damn ini kok jadi begini yah Turnstile di album ini!’ Yang lucu lagi sih karena mungkin saya pribadi dulu beranggapan bahwa Turnstile sendiri mungkin bakalan di bawa ke arah more nu metal kali ya dan yak alhamdulillah saya meleset lagi pemirsa-pemirsa! Dan yang mengejutkan lebih lanjut adalah pada track ‘TLC (Turnstile Love Connection)’ yang dimana saya mendengar sound drum mesin ala Duran-Duran/New Order. Okeeeeyyyy emang dah Daniel Fang is trully da man! Selanjutnya mungkin yang akan saya bahas adalah intepretasi visual dari EP ini dan memang yang bikin contented adalah kalau EP ini juga dilengkapi dengan fitur video klip bersambung dari keseluruhan EP. Jadi jatohnya kayak film pendek kali ya dan ya kembali saya bilang memang Turnstile telah men-set up kembali tentang strata mereka yang emang udah naek kelas di scene hardcore punk sendiri. Via film pendek ini, Turnstile sendiri telah menjelaskan bahwa hardcore punk sendiri memang seperti genre musik lain yang memang telah semakin fluid semakin hari. Jadi ya gak heran sih secara standar musik lokal ataupun luar di tahun 2010 ke atas pun udah gak akan memiliki pakem karena contoh seperti Turnstile sendiri kalau musik itu akan semakin sulit didefinisikan kian hari karena memang komodifikasi itu akan terus berlanjut.
Alhamdulillah terakhir warta Knurd dapet informasi sih kalau album ini untuk sementara hanya tersedia format digitalnya saja (Spotify, Deezer, iTunes, film pendek Youtube, etc) dan berdoa aja sih mungkin ke depannya EP ini dibuat rilisan fisiknya soalnya emang dibuang sayang juga ni bosku rilisan ciamik gini gak ada fisiknya terasa hampa-hampa gimana gitu.