Mungkin artikel ini merupakan artikel yang akan relate apabila anda merupakan seseorang yang out of touch terhadap selera musik, interest, sampai pergaulan sosial di kantor anda.
Si penulis juga sebenernya seseorang cukup gabut bin outsider juga sampai bisa mengamati selera bapack-bapack rockers kantoran.
Jadi kami sendiri mengelompokan golongan masyarakat ini sebagai golongan masyarakat yang berumur 30-50-an dan secara profesional masih aktif dalam berpartisipasi menyumbangkan ide-ide kepada perusahaan bahkan sampai banyak waktunya dihabiskan di kehidupan kantor, banyak inner circle-nya di lingkungan kantor, dan masih mencintai musik rock tentunya!
Yah yang namanya bapack-bapack, kadang kalau lagi gak sibuk ya mencari kesibukan tersendiri. Nah salah satunya sendiri adalah nge-band!
Yes tak jarang kalau skena band ini selalu tampil di banyak acara-acara ketika perusahaan membutuhkan.
Berikut merupakan-merupakan tembang-tembang kami amati menjadi anthem sekaligus material yang bapack-bapack kantoran ini masukan ke dalam material live performance, lagu andalan karokean, sampai menjadi soundtrack ketika menghadapi hari di dalam suasana kantor yang kejam.
Superman Is Dead – Jika Kami Bersama
Tanpa disadari memang tembang yang berasal dari album “Angels & Outsiders” ini menjadi lagu anthemic bagi berbagai khalayak ramai. Saya merupakan follower SID di tahun 2000-an bahkan mungkin masih following karena saya sendiri masih membeli CD album yang “Sunset Di Tanah Anarki” (Yes kurang satu album aja sih yang “Tiga Perompak Senja) dan menjadi penggemar SID di tahun 2000-an memang ada unsur kerennya sendiri sih dan hal ini berubah perlahan demi perlahan beriringan dengan waktu.
Dan single “Jika Kami Bersama” merupakan satu kulminasi tetinggi recognition band ini kepada khalayak publik. Lagu ini pun memang kerap kali menjadi swag point bagi bapack-bapack kantoran. Lirik yang positive dan juga persuasif dalam berfikir kritis bisa menjadi alasan mengapa lagu ini accetable bagi bapack-bapack kantoran. Malah sampai ada lho band-band-an polisi bawain lagu ini! Oke makin fix lagi ni lagu masuk ke list!
Coklat – Bendera
Dari judul lagunya, sudah sangat nampak bahwa lagu ini merupakan lagu 17 Agustusan! Beranjak dari tembang festivalan yang dimana para pelaku-pelaku band ini yang sudah settle di perusahaan masing-masing akhirnya rindu nge-band yang sampai akhirnya terbesit di kepalanya untuk membawakan lagu ini di festival 17 Agustusan kantor.
Tapi yang lucu sih banyakan pas di part verse itu keselahan drummer dimulai karena temponya yang sering membuat permainan para drummer yang jam terbangnya belum tinggi meleot temponya.
Sebenarnya lagi skena band-band-an bapack-bapack ini akan selalu chill jadi ya salah gak salah mah santuy banget sih!
Bon Jovi – It’s My Life
Hair metal dan bapack-bapack rockers kantoran memang dua elemen yang tidak terlepaskan kehadirannya. Di jaman milenial ini agaknya tidak cukup aneh apabila beberapa tembang hair metal masuk kedalam jam tunes andalan bagi para bapack-bapack kantoran middle yang memang mereka sendiri growing up di era kejayaan subkultur tersebut.
Tembang “It’s My Life” sebenarnya bukan hit terbesar dari Bon Jovi, namun setidaknya konten lirik dari lagu ini mempresentasikan “ini loh kerjaan dan kehidupan gue yang keras bro!”. Dan hal itu nampaknya acceptable sekali sampai lagu ini tidak akan lepas menjadi anthem para-para bapack-bapack kantoran.
Dream Theatre – Spirit Carries On
Mendengarkan dan ngefans Dream Theatre itu, untuk para bapack-bapack rockers kantoran ini, merupakan sebuah pencapaian. Kalau bisa diibaratkan tuh, Dream Theatre merupakan sebuah cult favorit bagi bapack-bapack ini dan otomatis juga bapack-bapack ini pick up lagu yang paling singalongable lah (Ya masa entar mau nyanyi aja kudu ngitung ketukan dulu).
Lagu “Spirit Carries On” memang kalau bisa diambil analogi seperti lagu “We Are The Champion”-nya Queen. Liriknya positif dan heroik dipadu dengan aransemen yang megah which insya Allah makin mengkonfirmasi kalau lagu ini merupakan anthem bapack-bapack kantoran.
Avenged Sevenfold – Dear God
Avanged Sevenfold memang memiliki swag-nya tersendiri di era Good Life Recording yang notabene beliau dulu pada masih bercorak genre metalcore dari segi materi dan semua berubah ketika “City of Evil” dirilis. Band asal Huntington Beach inipun mengukir kesuksesan secara komersial di album-album setelahnya sampai tembang-tembang band ini didendangkan oleh banyak bapack-bapack rockers sampai jamet di milenial ini.
Slow rock dan bapack-bapack rockers memang merupakan pasangan yang klop. Hal ini memang applied pada tembang yang berjudul “Dear God” ini yang basically ini memang tembang sedih nan mendayu. Gak heran kalau lagu ini tidak hanya menjadi tembang band festival tapi juga menjadi tembang karoke ondangan nikah!