Okelah memang isu ini agak terdengar basi dan juga mungkin anda yang baca artikel ini, bisa jadi, akan garuk-garuk kepala sendiri.
Tetapi quote di atas akan menjelaskan tentang mengapa tulisan ini ada dan sampai detik ini agaknya saya akan amini bahwa musik emo memang masih dimiliki oleh para kelas pekerja yang doyan menggumam soal kehidupan.
Ngobrolin soal musik emo memang sih gak ada abisnya semenjak saya sendiri niiihhh hidupnya beririsan dengan emo di taun 2000-an yang dimana musik emo sendiri dicap sebagai musik yang sellout dan inget banget dulu isu hardcore vs emo yang dipicu oleh poster Hardfest sampe ke taun 2010-an di era internet yang dimana memang resureksi skena emo bawah tanah memicu reaksi terhadap pendukung emo upper scene tentang “Manakah the ‘real’ emo stuffs”.
Dan yak di milenial ini terjadi lagi keributan soal midwest yang saya aja gagal paham sih soalnya muara permasalahan dari keributan midwest ini bukan dari skena emo itu sendiri.
Tapi ya karena kita pinter cari momentum, ya kita selipin aja edukasi sekalian ye kan haha! Yes, yang menarik dari banyaknya opini masyarakat soal midwest emo itu adalah yang kami capture kalau banyak orang yang hanya aware midwest emo tuh merupakan musik dengan tuning di luar standard, riff guitar math ala Toe, dan kalau bisa menggunakan ketukan drum yang ganjil.
Padahal sih Midwest Emo tuh kalau diperhatikan sejenak sama seperti orang melakukan pelabelan terhadap NYHC (New York Hardcore) yang kebetulan state Midwest Amerika ini lah yang memiliki skena regionalnya tersendiri di era 2nd wave emo.
Dan band-band Midwest Emo tadi tuh gak secorak kaya American Football doang. And I bet your eyes will openly wide if you take a listen to some bands like Penfold, Sunny Day Real Estate, Mineral, Texas Is The Reason, Jawbreaker, or even Jimmy Eat World’s “Static Prevails”.
Dan maaf ya saya gak akan menyebutkan Don Caballero ato Slint ato lagi Toe sebagai band emo! Man kalau inspirasi boleh dateng dari mana aja sih cuma ya mereka mah band Mathrock aja udah. End of discussion.
-Midwest dan 2nd Wave Emo-
Rites of Spring, skena DC Hardcore, dan Revolution Summer memang membawa banyak pengaruh terhadap para iklim musik underground di eranya.
Hal ini setidaknya menjadi inspirasi bagi banyak pemuda yang hidup di tahun 90-an dalam memilih musik yang memang mewakili kepribadian tiap individunya.
Dengan membawa representasi sound-sound yang diusung oleh para pelaku Summer Revolution seperti Rites of Spring, Embrace, Soulside, sampai Dag Nasty, para pelaku 2nd wave emo ini selanjutnya “carry the torch” tentang shape musik emo yang memang telah jelas “kotaknya” dan identitasnya.
Walaupun memang pada akhirnya the so called “emo” term ini agaknya tidak mendapatkan approval dari para pendahulu mereka.
Guy Piciotto sendiri memang mengungkapkan bahwa band yang terlibat dalam pergerakan Revolution Summer mereka klaim sebenarnya sebuah band punk rock dan term “emo” sendiri dia anggap sangat terdengar bodoh.
Tapi ya kultur dan pergerakan nyatanya gak berkata sama, pada generasi tersebut justru mengamini term tersebut.
Midwest Emo sendiri sebenarnya sebuah skena yang dimana bagian dari 02nd wave emo itu sendiri yang berkembang di tahun 90-an.
Yes 2nd wave memang seluas itu dan nyatanya Midwest Emo sendiri band yang emang soundnya twinkle ya Capn’ Jazz sama American Football doang, justru dominasi sound Midwest tuh berada di style musik Emo yang diasimalisikan dengan sound indierock dan style musik demikian dimainkan oleh band seperti Sunny Day Real Estate, Texas Is The Reason, ataupun Christie Front Drive.
Oleh karena itu pada artikel sotoy ini mimin coba breakdown beberapa genre yang berkembang di era 2nd Wave Emo.
Skramz-Emoviolence
Daniel Deadsquad dalam satu podcast di Youtube pernah mengutip subgenre “Skramz” sebagai subgenre yang baru berkembang akhir-akhir ini.
Kami amini bahwa penyebutan “Skramz” memang baru berkembang satu dekade ke belakang di skena lokal namuuunnn tidak begitu adanya dalam kenyataan di skena global.
Skramz ini nyatanya telah membuat milestone-nya di dalam skena emo di era 2nd wave of emo.
Banyak referensi yang menyebutkan beberapa band Gravity Records seperti Antioch Arrow dan Heroin telah mem-pioner-kan subgenre ini.
Subgenre ini diidentifikasikan sebagai musik dari subgenre emo yang lebih agresif secara komposisi musik dan diakui juga kalau subgenre screamo atau skramz ini di tahun 90-an merupakan subgenre yang dekat dengan komunitas DIY dan hold up banget sama political issue yang berkembang di skena.
Beberapa band yang mimin rujukan dari musik 90’s skramz ini di antaranya Pg. 99, Saetia, Neil Perry, Hasan I Sabbah, Circle Takes The Square, roster-roster Ebulition Records, dan lain sebagainya.
Yang lebih menarik lagi dari subgenre skramz ini adalah adanya asimilasi musik di para pelakunya yang mengawinkan skramz dengan powerviolence di jaman tersebut.
Yes, bayangkan saja ketika Charles Bronson memadukan chord emosional seperti Saetia sambil membacakan prosa tentang ide Bakunin di dalam liriknya.
And they call this as Emoviolence. Dan diakui, band In/Humanity sebenernya sebagai band yang mengklaim subgenre ini pertama kali.
Asli dulu Mimin emang kebetulan lagi denger Hewhocorrupt atau Kung Fu Rick dan tiba-tiba kecekokan Orchid berasa nyambung banget dulu!
Yah beberapa band yang cukup kami rekomendasikan dari subgenre emoviolence ini di antaranya ada Ampere, Orchid, Hasan I Sabah, Shikari, Jerome’s Dream.
Tentunya karena subgenre ini merupakan subgenre yang cukup ‘kiri’ jadi kalau diperhatikan subgenre ini menciptakan skena regionalnya tersendiri.
Paling terkenal di antaranya skena regional skramz adalah skena Perancis yang dimana dari skena ini lahir beberapa band seperti Daïtro ataupun Sed Non Satiata.
Dan untuk regional di Asia sendiri, mimin akui yang masih megang adalah skena skramz Malaysia which producing such bands like Orbit Cinta Benjamin, Utarid, Daighila, , dan banyak lagi.
Mungkin beberapa band lokal yang kami ketahui memainkan musik dari subgenre skramz di antaranya Amukredam, The Verlived Orchestra, LKTDOV, Anamnese, Glare, A City Sorrow Built.
Sementara untuk emoviolence-nya sendiri ada beberapa band yang mimin rekomendasikan antara lain : Hallam Foe, Farah Rud, Emmaheven, Glare, dan banyak lagi kayanya kita lupa sebutkan lol.
Emotive Melodic Hardcore
Yang tak kalah menarik dari skena 2nd wave emo adalah pada era ini terdapat beberapa individu-individu di dalamnya yang membuat sebuah asimilasi genre bernama Emotive Melodic Hardcore.
Banyak catatan ataupun dokumenter yang mengatakan bahwa subgenre yang bernama Melodic Hardcore berkembang sangat pesat di tahun 90-an dan milestone kemahsyuran tersebut termanifestokan kepada beberapa rilisan esensial yang eksis di dekade tersebut seperti “Suffer“-nya Bad Religion, “Punk In Drublic“-nya NOFX, sampai “Let’s Talk About Feelings“-nya Lagwagon.
Tidak hanya berkutat di skena eksklusif melodic hardcore saja, ternyata perluasan ekspansi secara style musik juga dilakukan pada dekade ini dimana 5 pemuda New Jersey yang ternamakan Lifetime memadukan ketukan cepat nan agresif ala band-band melodic punk di zamannya dengan progressi chord ala band-band emocore/midwest yang juga berkembang di dekade tersebut.
Sooner juga prototype musik ini juga menjadi sebuah “katalis” dari subgenre yang sungguh digandrungi belakangan ini oleh para pemuda milenial.
Sebut saja nama seperti New Found Glory, The Movielife, hingga No Pressure, memang seharusnya berhutang budi terhadap musik yang dipoinirkan di dekade ini.
Tapi kalau dilihat lebih jauh lagi, memang “bibit-bibit” Emotive Melodic Hardcore ini telah terlihat ketika mendengarkan rilisan seperti “Can I Say“-nya Dag Nasty in which Dag Nasty ini merupakan salah sebuah eksponen yang turut serta ke dalam pergerakan Revolution Summer.
Dan dari subgenre ini memang Lifetime bukan merupakan the only band yang memainkan style musik seperti ini, band seperti Jawbreaker juga kami kelompokan ke dalam kotak subgenre ini.
Jawbreaker sendiri memang dikenal band yang memainkan musik melodic hardcore dengan lirik puitis yang banyak terinspirasi dari puisi Jack Kerouac.
Mungkin band-band lain seperti Hot Water Music sampai Samiam, juga kami legitimasikan sebagai percontohan band yang memilikI style musik serupa.
Juga perlu diingat bahwa later on beberapa band dari style ini menjadi role model bagi skena orgcore dan juga the so called “Gainesville sound” yang dipopulerkan oleh festival bernama The Fest.
Untuk nama-nama band lokal sendiri dari band yang serupa dengan style musik seperti Jawbreaker ataupun Hot Water Music, jujur belum pernah kami temukan band yang memainkan musik dengan roots band serupa.
Namun untuk style Emotive Melodic Hardcore seperti Lifetime so pasti di sini mah banyak yah terutama di era millenial dengan nampaknya nama-nama seperti Write The Future, Zeal, ataupun Summerlane, yang pop up sebagai pengusung musik melodic hardcore dengan style yang disebutkan.
Dischord Record’s Post Hardcore Sounds
Walaupun terlihat bahwa term “emo” sendiri tidak mendapatkan pengakuan atau legitimasi dari para pendahulunya namun di 2nd wave emo era ini ternyata juga memunculkan sebuah subgenre atau warna musik baru.
Let say ketika beberapa band pergerakan Revolution Summer seperti Embrace dan Rites of Springs, tentunya eksponen di dalamnya membentuk sebuah bibit baru dalam eksplorasi sound yang dimanifestasikan ke dalam wadah output bernama Fugazi.
Tentunya dengan idealisme dan keorisinalan musik dari Fugazi ini, menciptakan sebuah signatur musik terbaru di skena 2nd wave emo.
Let say di dalam kotak baru ini kalau mimin identifikasi eksponennya bereksplorasi di wilayah noise rock, soul, sampai heavy metal di dalamnya.
Tendensi musik dari band-band ini memang memainkan musik yang lebih avant-garde dan, kalau boleh mimin bilang, mengkultuskan Fugazi sebagai role model utama mereka.
Beberapa eksponen di dalam subgenre ini memang di-sign oleh labelnya Ian Mckaye (Minor Threat/Embrace/Fugazi), Dischord Records.
Dan agaknya gak salah juga kalau mimin mendeskripsikan beberapa band ini merupakan band dengan sound signatur post hardcore ala Dischord Records.
Beberapa band yang menurut mimin layak untuk masuk kotak Post Hardcore ini antara lain band seperti Jawbox, Lungfish, Shudder To Think, Drive Like Jehu, Quicksand, Unwound, dan banyak lagi mimin lupa sebutkan.
Beberapa band seperti Shudder To Think, memang terkenal mengkorporasikan elemen seperi Soul di dalam musiknya.
Lalu kalau mimin paling favorit sih sama Quicksand karena soundnya band ini cukup keren sih dimana mereka itu memfusikan sound alternative metal yang diprogresikan dengan chord post hardcore ala Fugazi.
Yah kalau mau denger Quicksand versi lebih indierock mah tinggal dengerin Rival Schools aja menurut mimin mah haha…
Sebenarnya eksponen yang ada subgenre ini tidak terhitung banyak, baik di skena lokal ataupun regional Asia Tenggara tapi apabila kalian yang baca artikel ini punya rekomendasi soal band lokalnya monggo dikomen di bawah.
Beberapa band seperti Vague dari Jakarta, Wreck dari Bandung, ataupun Killeur Calculator dari Malaysia, mungkin cukup representatif untuk me-represent sound post hardcore yang kami maksud.
Midwest Emo
Satu yang harus diketahui pasti bahwa nama “Midwest” merupakan nama dimana musik emo dengan style ini berkembang.
Tapi kalau mimin perhatikan lebih seksama, untuk style Midwest Emo yang mengalami asimilasi dengan musik Math di zamannya sendiri gak banyak.
Paling American Football aja sama Cap’N Jazz aja sih yang bener-bener corak musiknya Math Rock dan justru untuk style Midwest Emo ini didominasi oleh banyak band 2nd wave emo yang memadukan musik emo dengan indierock.
Oke mimin akan mengambil salah satu contoh band yang memang mewakilkan banget sound Midwest Emo di era 2nd wave emo ini adalah Sunny Day Real Estate.
Ini lucu sih kalau menulis tentang Sunny Day Real Estate adalah karena band ini sebenarnya bukan merupakan band yang berasalkan dari Midwestern States cuma ya balik lagi karena sound yang mereka usung sendiri banyak yang mengelompokan mereka sebagai band Midwest Emo.
Nah kalau dieksplanasi lebih dalam tentang Sunny Day Real Estate dan album ikoniknya yang berjudul “Diary“, memang band asal Texas ini cukup memberikan sebuah blueprint kepada zamannya tentang karakter musik emo yang difusikan bersama elemen indierock di dalamnya.
Dan rata-rata musik yang dipresentasikan via “Diary” ini, Sunny Day Real Estate memperkenalkan formulasi quiet-loud songwriting pada style musik emo mereka dimana terdapat part-part lagu yang terdengar quiet dan cenderung memiliki sound guitar clean hingga disusul oleh loud part yang mengkorporasikan sound overdrive guitar.
Agaknya formulasi musik ini juga dipresentasikan oleh band-band sejawat seperti Christie Front Drive, Knapsack, Mineral, Jejune, Jimmy Eat World (Era Static Prevails), hingga The Get Up Kids (Era Four Minute Mile).
Tetapi tidak melulu emo dengan formulasi quiet-loud seperti yang kami deskripsikan kepada Sunny Day Real Estate, di era ini juga nampak beberapa band yang memfusikan elemen American indierock dari Superchunk, Archers of Loaf, dan band-band Merge Records lainnya ke dalam elemen musik post-hardcore/emo mereka.
Beberapa band seperti Braid, The Promise Ring, The Jazz June, ataupun Texas Is The Reason, kami kategorikan ke dalam band-band emo yang mengusung musik dengan style disebutkan.
Tapi ya kalau boleh jujur, mungkin corak musik emo dengan style ini terdengar lebih kontemporer dibandingkan dengan band-band yang menganut style quiet-loud yang disebutkan tadi.
Mungkin beberapa band seperti Reiner Maria ataupun Mock Orange, kalau kami boleh berkomentar memiliki sound yang lebih progressif dari beberapa peer mereka yang berasal dari skena yang sama.
Kalau kami perhatikan secara seksama kembali, beberapa band yang so called “Midwest Emo” memang progres sekali secara sound.
Terutama mereka yang masih bertahan sampai hari ini, memang telah meninggalkan originated “Midwest” sound mereka dan lebih approach ke term Indierock sih secara musikalitas.
Sebut saja band seperti Jimmy Eat World ataupun The Get Up Kids yang dimana memang terasa sekali progresi dalam songwriting musik mereka.
Dan untuk skena regional sih sebenarnya untuk band Midwest sound dengan Mathrock-fused itu banyak banget ya secara kuantitas.
Ya sebutlah band paling gede namanya kaya Eleventwelfth atau Beeswax, sampai beberapa band seperti Hulica, Liburan Di Rumah, ataupun Beijing Connection, merupakan band yang mengusung style musik Midwest dengan Mathrock-fused.
Nah yang jarang itu justru style Emo Midwest dengan style quiet-loud ataupun yang lebih kontemporer sih.
Seradarnya Mimin aja, mungkin band dengan style demikian tuh cuma ada Tapestry doang yang dari Singapore (Untuk skena Asia Tenggara ya) yang bener-bener nge-adopsi formula sound seperti Mineral ataupun Sunny D.
Dan kalau di Jepang sendiri ada Acle dari Yokohama yang mengusung style emo demikian.
-Resureksi Pada Era 4th Wave Emo-
Dicatat oleh banyak pihak bahwa subgenre Emo mencapai puncak recongition pada publik pada tahun 2000-an.
Emo tidak lagi menjadi musik yang ada di level underground, skena dari subgenre musik ini telah beranjak kepada level yang lebih komersil di tahun 2000-an.
Hal ini ditandai dengan meledaknya penjualan “Bleed American“-nya Jimmy Eat World hingga band seperti Fall Out Boy yang secara rutin mengisi rubrik di Rolling Stones sampai menjadi cover dari majalah besar tersebut.
Tentunya dengan melambungnya skena musik ini di 2000-an menimbulkan kejenuhan dan kritiknya tersendiri.
Sebuah kultur semestinya memang harus memiliki kritiknya tersendiri untuk menghasilkan kultur turunan yang ada di bawahnya.
Hal ini agak terjadi pada subgenre ini, ketika the so called “Third Wave Emo” (Atau yang sering disebut dengan Emo MTV) mengalami “daur ulang kultur” pada tahun 2000-an akhir hingga tahun 2010-an.
Beberapa eksponen sooner di-klaim sebagai “Emo Revival” yang dimana digadang-gadang kalau generasi ini menghidupkan kembali beberapa tradisi yang terlupakan oleh para Third Wave Emo ini dan juga style musik yang diusung.
Kesamaan work ethic, visi, dan juga style musik yang diusung oleh para revival ini membuat generasi memiliki pengakuannya tersendiri dari para pelaku di 2nd wave ataupun Midwest Emo tadi.
Salah satu bentuk pengakuan yang mimin liat sih adalah ketika Mike Kinsella dengan moniker side project-nya bernama Owen melakukan split album bersama salah satu aksi Revival Emo bernama Into It. Over It. sampai ketika Evan Weiss dari Into It. Over It. bermain satu band bersama Mike Kinsella bernama They/They’re/There.
Yang menarik juga di era 4th wave ataupun revival emo ini terdapat beberapa band-band yang membentuk ulang musik Mathrock-fused Emo tadi dengan beat lebih cepat dan “punkier” dibandingan pendahulunya American Football yang musiknya terdengar jauh lebih kontemplatif.
Later on, band-band seperti Algernon Cadwallader, Snowing, Marietta, Jank, Oliver Houston banyak disebut sebagai band twinkle emo.
Pada era ini juga nampak beberapa band yang mengusung sound indierock mulai bereksplorasi ke dalam region yang sebelumnya belum pernah diasimilikasikan.
Mimin akan merujuk kepada band-band Run For Cover seperti Pity Sex yang memasukan elemen Shoegaze ke dalam musik mereka, lalu ada Superheaven ataupun Balance and Composure yang mengasimilasikan elemen Grunge dan Alternative Rock, sampai kepada band seperti Turnover yang menyisipkan vibe dreampop di “Peripheral Vision“.
Lalu di era inipun nampak band seperti Crash of Rhinos, itoldyouiwouldeatyou, Holding Patterns, sampai nama yang paling besar seperti The World Is a Beautiful Place & I Am No Longer Afraid to Die, mengasimilasikan elemen post rock ke dalam musik emo mereka.
Namun tidak hanya beberapa band dengan “sound baru”-nya, beberapa band di wave ini juga sukses mengkolaborasikan elemen powerpop hingga indierock mereka.
Katakanlah band seperti Joyce Manor, Warm Thoughts, Modern Baseball, hingga Tigers Jaw merupakan beberapa aksi yang memiliki sound yang cukup serumpun.
Tidak kalah ketinggalan, dari ranah Skramz juga terdapat beberapa band yang coba mendaur ulang formulasi term “Screamo” yang dipopulerkan oleh para band 3rd wave.
Band seperti Touche Amore, Loma Prieta, La Dispute, Defeater, hingga Make Do and Mend, digadang-gadang “carrying the torch” skena Skramz yang emerging di tahun 90-an.
Kalau aksi lokal mah emang rata-rata ada di era revival semua ya karena kultur emo sendiri masuk ke Indonesia ketika di luar negri atau di US sana sudah terjadi yang namanya 3rd Wave Emo.
Ya jadi emang emo masuk ke sini tuh pas jaman-jamannya Emo MTV. Ini kayanya kalau ada waktu sedikit, seru juga kali yah ngomongin tentang emo 3rd wave kayanya.
-Miskonsepsi Publik-
Pandangan publik mengenai Midwest Emo sendiri memang menarik perhatian mimin. Karena memang kalau diperhatikan, banyak yang mengira bahwa Midwest Emo itu merupakan sound dengan gitar yang ngejelimet baik riff ataupun tuningnya dengan sound drum yang insya Allah singkup drumnya kaya drummer jazz Sun Ra.
As a matter of fact, musik dari era Midwest Emo itu sendiri yang musiknya seperti yang dijelaskan mimin hanya segelintir band aja.
And mostly justru band-band yang berkembang di era Midwest Emo sendiri banyak yang lebih condong ke sound indierock.
Sebenarnya mimin gak heran dengan hal tersebut karena diakui sendiri pengaruh LP American Football yang dirilis pada tahun 1999 cukup besar ya bahkan hal ini menjadi hal yang huge juga di antara milenial sekarang.
Sebenarnya gak ada yang salah sih dari dengan pandangan general publik mengenai term Midwest Emo ini.
Namun justru hal itu kenapa artikel ini ada, di samping mengisi kegiatan yang kosong juga mimin harap artikel ini juga membuka pembicaraan dan juga pandangan terhadap term Midwest ini.
Malah kalau bisa sih, yang baca juga bisa lebih “broad” visinya gitu kalau mau buat band emo tuh gak harus gitarnya kaya Jank atau American Football.
Banyak juga band dengan emo dengan riff yang sederhana namun songwritingnya bagus banget kaya Jawbreaker ataupun The Promise Ring.
Yah tapi itu sebenarnya cukup utopis sih pengharapannya haha…
Tapi ya balik lagi karena kami di Knurd memang bersenang-senang dalam running operation-nya jadi ya jadikan artikel ini juga sebagai bahan senang-senang aja sih.
Karena ya itu gaji pas-pasan tuh sebenernya dinikmati aja ya gak sih! #adaaaa
Referensi
*https://www.nme.com/blogs/nme-blogs/emo-wave-guide-evolution-2302802
*https://en.m.wikipedia.org/wiki/Midwest_emo
*https://en.wikipedia.org/wiki/Emo_revival
*https://backstagewhisp.com/bersepakat-mengenai-emo-revival/