Tanpa harus mengelak kenyataan, dalam 2 tahun berjalan, memang pandemi ini banyak mengubah banyak orang dan juga banyak menyisakan bitterness. Hal ini saya bisa saya tangkap dari rilisan terbaru band pop punk asal Bandung ini, Saturday Night Karaoke. Memang secara lugas, band ini telah menegaskan mengenai intisari konten dari album ini dan memang setidaknya mereka telah jujur dengan diri mereka sendiri dari musik yang mereka usung.
Terhitung butuh waktu 1 tahun sampai band ini menelurkan rilisan barunya semenjak EP mereka yang berjudul “Millenial Kicks” dan yang menjadi menarik di band ini adalah nampaknya songwriter band selalu mencoba hal yang baru dari segi songwriting dan struktur lagu. Let say apabila kita dengarkan mungkin di EP kemarin, “Millenial Kicks”, Saturday Night Karaoke sendiri sedikit bermain di range powerpop secara songwriting sementara “Dejection” sendiri Saturday Night Karaoke mencoba mengelaborasikan elemen pop punk yang berbeda dari yang sebelumnya mereka pernah lakukan.
Track pertama yang berjudul “Dejection” jujur memang sedikit mengagetkan saya karena lagu ini memiliki overture. Terlontar di pikiran saya “Anjir SNK bikin lagu make overture gini kaya band post rock aja” hahaha. Dan pada track ini terdapat progressi chord yang belum dilakukan sebelumnya dan bisa dibilang aneh untuk standar SNK itu sendiri.
Track kedua yang berjudul “Padded Room”. Bisa dibilang ini merupakan track favorit saya untuk EP ini. Di sini Saturday Night Karaoke saya kira mencoba untuk lebih approach kepada vibe pop punk yang direpresentasikan oleh Screeching Weasel. Yes, a more serious vibe of pop punk. Saya suka bagian intro di lagu ini tertuama guitar work dari Prabu yang memang segar sekali untuk presentasikan kepada pendengar SNK yang baru dan lama. Selain itu poin plus untuk lagu ini terletak pada verse part yang dimana melodi vokal di lagu ini terasa berbeda apabila anda memang pemerhati band ini dari hari pertama. Oh iya saya suka sekali teknik harmonisasi guitar yang ditebar di dalam lagu ini yang dimana cukup memberikan vibe pop punk ala Screeching Weasel. Tapi curious aja sih kenapa lagu ini gak dijadiin single ya kemarin? Secara identitas lagu ini sih yang lebih berkarakter dibandingkan dengan “Compro(de)mise” IMHO.
Track terakhir yang berjudul “Anywhere But Here” juga merupakan track yang cukup memberikan karakter baru pada album ini. Secara sound, mungkin pada track ini agak mengingatkan saya pada tembang slow down-nya Mr T Experience yang dimana sound clean guitar dikolaborasikan dengan drum dengan tempo mid-slow. Saya suka sekali melodi vocal yang ada di part verse di dalam lagu ini yang sebenarnya tidak terlalu orisinil dibandingkan beberapa lagu yang dihasilkan oleh SNK namun memang melodi vocal di part ini terdengar sangguh fit in dengan komposisi musik di dalam lagu ini. Harmonisasi vocal di dalam lagu ini saya nilai juga turut memberikan poin plus di dalam komposisi lagu ini. Dari segi cover art, memang EP “Dejection” digambarkan secara tepat dan juga nampaknya dari semua rilisan-rilisan band ini sebelumnya cover art EP “Dejection” merupakan cover yang terkesan paling serius daripada cover art album SNK lainnya.
Mini album “Dejection” sebenarnya men-challenge fan SNK sendiri karena memang materi di dalam album ini agak out of box dari apa yang band telah suguhkan kepada para fan di album-album sebelumnya. Mini album ini dirilis dalam format kaset di tiga negara yaitu Jepang yang dirilis oleh I Hate Smoke Records, Inggris yang dirilis oleh Brassneck Records, dan Indonesia yang dirilis oleh Disaster Records.