Saya sebenarnya bisa dibilang bukan merupakan individu yang into subgenre geek rock dan memang sih untuk knowledge soal geek rock gak lebih dan gak kurang taunya beberapa band aja kayak Weezer, Ozma, Better Then Ezra, sama The Rentals terus udah deh. Baru mungkin setelah 2012-an saya dikenalkan eksponen geek rock yang fresh di zaman tersebut yang bernama Ovens oleh Toro Elmar karena emang waktu itu kita lagi bikin projekan bareng.
Saya sendiri agak curious pas bos Dochi menodong saya via email untuk mereview single band geekrock asal Jakarta yang namanya Porks And Beans. Melihat post sebelumnya mengenai demo band ini dan memang sempat dikritisi soal formulasi songwritingnya sendiri cuma yang bikin beda memang kualitas recordingnya yang dimana kali ini emang terdengar lebih baik secara kualitas. Tapi via intepretasi single ‘Alone’ ini, nampaknya memang Porks And Beans benar-benar harus memperhatikan kualitas songwriting mereka dan saya juga percaya the quality of its songwriting will speak honestly. Jadi mau rekamannya raw ataupun hi-quality recording, kalo emang basic dari lagunya sendiri bagus secara kualitas ya bakalan bagus juga mengikuti. Walaupun memang teknik recording sendiri menentukan estetika dari genrenya itu sendiri. Dari single ‘Alone’ sendiri sebenarnya, banyak part dari sisi struktur songwritingnya yang memang terdengar terlalu mediocre dan ketebak sih untuk standar weezerian cover band. Sebenarnya untuk menjadi cover band sendiri bukan hal yang gampang karena dengan stigma cover band sendiri sulit buat meyakinkan orang kalau band tersebut memiliki karya yang cukup baik mengingat image band tersebut yang telah melekat terhadap influence musik yang di-attach. Dan hal ini pastinya jadi ‘pr’ buat Porks And Beans.
Single ‘Alone’ sendiri sudah tersedia di banyak streaming platform seperti spotify, deezer, iTunes, dan lain sebagainya. Well at least saya pun masih memiliki harapan yang baik untuk band ini ke depannya mengingat band ini juga masih panjang perjalanannya 🙂