Agaknya menulis tentang full length Phoebe Bridgers terbaru adalah hal yang relate bagi saya secara personal, karena memang akhir-akhir ini tidak hanya hidup saya mungkin juga banyak orang yang bleak dan overthinking akan banyak hal. Yap mungkin ‘Punisher’ adalah soundtrack cukup definitif bagi kuping dan psikologi saya though memang album ini sudah berumur satu tahun lamanya.
Merilis album dan sukses besar di kala pandemi memang bisa menjadi sesuatu yang berbeda sih dan hal ini terjadi pada Phoebe Bridgers ketika dia merilis LP fenomenal yang berjudul ‘Punisher’ ini. Saya sendiri mengenal Phoebe ¹Bridgers via Julien Baker yang dimana later on saya diminta oleh Spotify untuk mendengarkan Boygenius di tengah duty shift siang 2 tahun yang lalu. Dan emang siapa sih yang gak suka sama Boygenius guys hari gini! Tidak hanya dari Boy Genius, mungkin nama Phoebe Bridgers sendiri nemplok di kepala saya ketika rumor bertebaran soal sexual harassment yang dilakukan oleh oknum musisi indie ternama berinisial R*** A****. Yap I know its a bit unappropriate knowing someone from any bad news tapi ya mau gimana lagi ya kan.
Though ‘Punisher’ merupakan album yang memang critical acclaimed, tetapi kualitas materi dari Phoebe Bridgers sendiri sudah di build up sedari full length pertama ‘Strangers In The Alps’. Yang menjadikan daya tarik yang cukup charming bagi banyak orang dari solois favorit para milenial ini adalah penulisan lirik yang secara psikologis cukup dark bahkan banyak fans yang banyak mendeskripsikan kalau musiknya Phoebe sendiri memang musik yang chill tapi secara vibe memang kerasa dark juga di saat yang bersamaan.
Mungkin secara sound, ‘Punisher’ memang secara sound cukup berbeda apabila anda mendengarkan ‘Stranger In The Alps’ juga. Beberapa sound terdengar muddy dan juga analog. You know like its one way under being lo-fi, its muddy haha! Tapi hal itu sih yang mungkin bikin saya kecantol dengan full length terakhir dari Phoebe Bridgers ini. Mungkin tidak hanya sound design yang juga lebih bervariasi di LP terakhir ini, bisa dikatakan instrumentasi dari ‘Punisher’ juga lebih beragam, mungkin kita bisa menyorot track berjudul ‘Helloween’ yang dimana track ini didominasi oleh gemuruh vokal Phoebe yg mistis dipadukan dengan sound upright bass yang insya Allah vibe-nya auto Helloween Maljum #adaaa. Selain itu juga mungkin beberapa lagu yang saya nilai cukup anthemic yang mungkin saya harus highlight dari album ini, pertama adalah ‘Kyoto’, yap track kedua dari full length ini yang saya yakin orangpun akan chanting di line trompet nya hahaha, lalu track kulminasi dan juga menjadi track terakhir dari LP ini yang berjudul ‘I Know The End’ yang dimana bisa saya state kalau ini lagu terindah yang pernah ditulis oleh Phoebe Bridgers 🙂 Lyrics line dan part yang mungkin unforgetable banget di kepala saya adalah di part menit ke 02:34 di lyric line ‘Driving out into the sun, Let ultraviolet cover me up’. Yap di track ini, saya sendiri memiliki imajinasi ketika mendengarkan track ini adalah seseorang yang memang harus move on dari masa lalunya yang bleaked bin dark, so he/she/them makin a way for a fresh start dan start bracing to the whole cathartic process. Damn akhirnya gue bisa nulis line lebay dari album review gara-gara album ini.
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=Tw0zYd0eIlk&w=800&h=400]
Selain menjadi album favorit dan AOTY publik, album ini juga memang digadang-gadang menjadi kesuksesan bagi Phoebe sendiri. Tapi emang sayang aja sih nih album dirilis in the pandemic age, mungkin kalau gak jadi pandemic-nya nih orang udah sibuk tur mulu kayaknya hahaha. Tetapi gak usah kehalang pandemic thing, ini album memang menghantarkan doi sampai bisa tampil di SNL kemaren sih ampe netizen dan fans digemparkan oleh aksi banting gitarnya doi di akhir set pas tampil dengan lagu ‘I Know The End’. Padahal banting gitar doang bisa sampe pada bikin meme tentang doi itu ampun dah susah emang diva indie mah!
Mungkin kalo nyari album ini bukan hal yang susah si saat ini karena sepengamatan warta Knurd juga banyak vinyl store lokal yang stocking nih album cuma sayang si rejeki belum berkata ya buat gue buat pick up a copy azhek! Anyway selamat satu tahun buat ‘Punisher’ and thanks for being a one year going-to-work soundtrack 🙂 Mungkin kalau Rimba udah gede entar dan doyan indie, insya Allah album ini merupakan album yang akan saya rekomendasikan buat dia.