Juli 2023 merupakan hari yang spesial bagi Bedchamber, yaitu hari perilisan sophomore mereka berjudul Capa City. Hampir 5 tahun jarak Capacity ke Geography, full album pertama mereka.
Sekilas dalam pendengaran pertama, tidak ada yang banyak berubah dari aransemen Bedchamber, apalagi drum yang agak motorik itu dan bassnya yang prominen, kedua personilnya yang bertugas di dua departemen itu malah literally menikah. What a wholesome couple.
Album Geography menawarkan pendengar perpaduan yang menarik antara treatment lo-fi bertabur reverb basah dengan sentuhan indie pop yang heartwarming, sedikit mengingatkan pada Wild Nothing dan Beach Fossils.
Dengan lirik yang puitis, rima yang tepat dan melodi yang merangsang pikiran,album ini menawarkan pengalaman intim dan introspektif. Dari 2 track awal “Falter” dan “Desole, Du Soleil” sudah memberikan lirik yang sangat bisa untuk singalong.
Lagu “Falter” dengan everyone inside//everyone inside me//they try to fall in” dan lagu “Desole, Du Soleil” dengan Desole, I know it all along, Du Soleil, i hope it’s not too long”. Masuk track ke-3 “Out of Line” track 2:10 menit penuh hook, apalagi dengan berbekal reff “out of time//out of line” saja sudah bisa untuk singalong.
Apalagi track 5, “Ride” yang sedikit dreamy dan lyric yang tidak hanya rima namun ritmenya juga pas terutama reff “How will I make it sound to me?//How will I stop this run to me?”.
Intinya, untuk urusan hook dan catchy nya, Geography adalah album yang sangat bisa diandalkan.
Di sisi lain, “Capa City” menghadirkan perubahan yang cukup mencolok dalam pendekatan musik. Album ini lebih eksperimental dalam hal suara dan struktur lagu. Sedikit ada nuansa new wave/post-punk/jangle pop ala skena Georgia (R.E.M, Pylon, Guadalcanal Diary etc) dan Los Angeles era seri siaran tv live music New Wave Theatre.
Di Capa City, Bedchamber memberanikan diri untuk mengeksplorasi genre yang lebih luas, dengan unsur-unsur seperti new wave dan post-punk yang memperkaya palet musik mereka. Terlebih lagi ada tambahan instrumen synthesizer di album ini.
Mungkin bagi yang mau berteori konspirasi, sinyal perubahan Bedchamber menuju arah ini bisa ditelusuri di karya Ratta Bill lainnya yang lebih kental post-punk dan art punk/egg punknya yaitu unit Glyph Talk dengan EP No Music.
Lagu-lagu di Capa City lebih rapat bahkan tidak ada yang melebihi 4 menit. Porsi dreamy dikurangi demi unsur edge dan angular. Tentu unsur catchy merupakan senjata mereka, seperti di track 06 “Tired Eyes” dengan reff “I will deny//My tired eyes” bahkan track 08 “Static Comedy” yang walaupun 1:29, diberi sentuhan strings seperti cello.
Untuk novelty, eksperimental dan motorik ala post punk, album Capa City sangat bisa diandalkan. Album ini juga seakan mewakili suasana kota besar yang dituntut serba cepat dan teratur namun masih ditemui sisi-sisi chaosnya.
Kedua album ini memiliki keunggulan masing-masing. “Geography” menawarkan nuansa dreamy, kedalaman emosional dan konsistensi dalam tema, sementara “Capa City” mengeksplorasi batas-batas musik dengan cara yang menarik dan mengundang eksplorasi yang kesemuanya disajikan di bawah 4 menit. Album Capa City juga menandai transisi dari era Bedchamber di Kolibri Records ke La Munai Records
Mengingat formasi Ratta Bill Abaggi (vokal/gitar), Abi Chalabi (vokal/gitar), Smita Kirana (vokal/bass) dan Ariel Kaspar (drum) ini sudah bertahan sampai sekarang, tidak heran unsur chemistry yang terjalin baik menjadi bumbu ampuh untuk membuat materi rilisan yang solid.