Words by: Angrysons
Photos by: Shafa D and Angrysons
Skena musik tidak hanya tempat melepas stress dan bersenang-senang, namun juga harus menjadi tempat aman dan tentram untuk satu sama lain dalam menjalankan aktifitasnya. Selain kita berhak mendapatkan kesenangan atas passion kita, namun juga kita wajib menjaga kondusifitasnya. Berikut adalah 10 panduan adab dalam beraktifitas di skena musik terutama DIY GIG.
- Hadir Tepat Waktu
Paling penting dan basic manner bahkan di luar skena. Keterlambatan akan mengganggu jadwal pertunjukkan dan giliran penampilan. Apapun alasannya, resiko terlambat adalah pemotongan durasi check sound dan durasi penampilan. Terimalah dengan lapang dada dan jangan merasa “entitled” hanya karena kamu lebih populer atau punya modal lebih.
- Patuh Pada Rundown
Berkesinambungan pada pasal 1, patuh pada rundown adalah dengan mengikuti jadwal checksound dan jadwal tampil dengan tepat. Dengan kepatuhan tersebut, jalannya acara akan rapi dan tidak merugikan penyelenggara karena harus menambah biaya denda overtime sewa tempat. Kalaupun ingin ada check audio, bisa memilih check line yang lebih singkat. Persingkat basa-basi atau speech di atas panggung jika terjadi kedaruratan tersebut.
- Minta Izin Sebelum Minta Maaf
Jika memang darurat dan harus bertukar giliran, negosiasi dan izin kepada panitia dan yang paling penting kepada band yang diajak bertukar adalah wajib. Gig adalah ekosistem terkecil dari skena, ia harus berdiri di atas dialog dan pengertian. Semua punya kesempatan yang sama untuk tampil dan semua punya kewajiban yang sama untuk dijalankan. Negosiasi adalah hal penting untuk menjaga “respect” satu sama lain dan menghindari konflik masa depan. Informasikan perubahan jadwal kepada fans di sosial media jika takut kehilangan momen.
4. Jaga Ucapan
Mulutmu Harimaumu! Jelas dalam menjaga “kepsir” satu sama lain, hal paling sederhana adalah menjaga pilihan diksi. Usahakan jangan menggunakan diksi atau topik yang mengandung:
a. Mengumpat sembarangan : punk ya punk tapi jangan kebangetan, jangan salah sasaran, jangan mengabaikan situasi dan kondisi.
b. Berbau Diskriminasi dan Rasisme : udah ga perlu diajarin ini.
c. Mengungkit isu sensitif : kamu tidak suci dan semua punya aib sendiri-sendiri
d. Bebas tapi sopan : jangan melecehkan maupun melontarkan ucapan berbau “rape culture”
- Saling Promosikan Band Pengisi Acara
Jika memang jadwal tidak ada masalah dan durasi dijalankan dengan tepat waktu. Maka yang harus dilakukan setelah itu adalah saling mempromosikan dan “mention” band-band yang telah tampil atau akan tampil. Bahkan dalam game GTA yang fenomenal itu ada semboyan “Respect is Everything”. Anggap saja dalam sebuah gig ada meteran respect yang harus diseimbangkan, maka jalankan adab yang baik yang kamu pelajari sejak kecil atau sejak kamu terjun dalam skena dengan tepat.
- Jaga Keselamatan, Kebersihan dan Jangan Merusak Fasilitas|
Jika ingin perform banting instrumen, pastikan itu milikmu sendiri. Jagalah keselamatan sesama partisipan, fasilitator maupun pengunjung dari kekerasan fisik dan seksual. Jagalah kebersihan fasilitas juga sebagai penghormatan terhadap fasilitator. Peliharalah fasilitas audio dan venue dari kerusakan. Semua hal tersebut adalah basic manner dan menghindarkan penyelenggara maupun musisi dari di-ban atau di-cancel dari sebuah venue. Sepatutnya fasilitas bersama dan kondusifitas ekosistem juga dijaga demi lancarnya gig di masa depan dan terutama baiknya reputasi bersama. Jaga keselamatan masing-masing saat moshing, jangan cuma slam dance tapi yang terluka tidak ditolong, slam dance hanya parodi kekerasan dunia nyata yang disimulasikan di lingkungan yang aman.
- Usahakan Stay Setelah Giliran Perform
Selain sebagai performer, tentu jika tidak ada kedaruratan, maka menonton band yang tampil setelah kamu adalah dianjurkan. Selain menjadi penampil, kamu juga diberi privilese sebagai penonton vip di sana. Siapa tahu, akan ada inspirasi dan kolaborasi yang tercipta. Penghuni dunia ini, ekosistem ini tidak hanya golongan kamu seorang. Gig adalah ekosistem terkecil dari sebuah skena, maka berinteraksilah, bersosialisasilah jika mampu. Bahkan dianjurkan pula membeli merch yang dijajakan oleh para musisi di meja merchandise demi mendukung tour mereka atau produksi rilisan mereka. Kamu akan melewatkan hal-hal menarik jika kamu tidak pulang duluan
- Tepati Komitmen
Komitmen apapun yang dibuat oleh penyelenggara dengan penampil, penyelenggara dengan fasilitator, dan penyelenggara dengan sponsor adalah tanggung jawab yang harus ditepati. Hal-hal seperti ada tidaknya penjualan tiket, besaran konsinyasi revenue tiket, perjanjian akomodasi dan transportasi serta tentu saja komitmen mematuhi rundown adalah kunci utama sehatnya sebuah komunitas. Trust is Part of Respect, Respect is Everything.
- Sempatkan Ramah Tamah
Makan-makan atau saling menjamu menjadi hal terakhir yang kami anjurkan untukmu dalam tata dan lelaku menjalani penampilan dalam sebuah DIY gig. Ini mensinyalkan sebuah “goodwill” dan menumbuhkan solidaritas yang bermanfaat dalam berelasi maupun membangun lingkungan skena musik yang baik. Tentu saja lakukan ini jika mampu dan tidak ada kedaruratan. Terakhir yaitu, jangan pernah memaksakan suguhan terhadap teman yang memang tidak bisa mengkonsumsi hal-hal khusus seperti alkohol maupun daging, hormatilah pilihan pribadi masing-masing.
10. Peka akan keadaan bahaya
Keselamatan partisipan, penonton dan fasilitator menjadi tanggung jawab bersama. Hentikan penampilan saat ada:
a. potensi bahaya bencana alam
b. potensi kekerasan seksual atau ada yang minta tolong
c. potensi kekerasan tak terkontrol seperti perkelahian
d. potensi kejahatan seperti pencopetan
e. potensi bahaya kecelakaan akibat kesalahan teknis
f. potensi gesekan konflik dengan warga lokal
Begitulah konsensus yang bisa kita praktikkan bersama demi kondusifitas ekosistem skena musik kita. Kalau bukan kita yang memeliharanya siapa lagi?
#adabskena
#defendskena
#skenakitasemua