Sekitar jam 2-an siang di kantor saya baru sadar kalau ternyata gig Sunami itu ada di tanggal 29 September yang sebelumnya dimajukan dari tanggal 30 September!
Asli sih itu berasa kaya kena tampol di moshpit padahal gak ikut violent dance haha!
Akhirnya sayapun izin last minute sama bini tercinta dan akhirnya dapat approval buat dateng liputan #SunamiJkt.
Gig tanggal 29 September itu pun agak berbeda dari sebelumnya karena venue yang biasa dipakai, yakni Toba Dream, tidak dipakai untuk perhelatan kali ini.
Dan akhirnya Bali United Studio-pun menjadi tempat perhelatan untuk gig #SunamiJkt kali ini.
Sebenernya bayangan mimin untuk gig kali ini udah ada sih. Ya sekarang kalau lo denger Sunami bakalan maen di sini gak mungkin gak kebayang kan bakalan kaya gimana keadaan moshpit-nya.
Oke jadi malam itu, setelah beberapa kawan batal pada nemenin mimin yang unyu-unyu ini akhirnya ketemuan sama Tangerangians Beatdown Mate kita, Betok.
Mimin sendiri sampe di venue sekitar abis Maghrib jam setengah 7-an dan terlihat beberapa tenant lagi asyik-asyiknya berdagang.
Dari tenant Taco ampe soft drink, asli berasa kaya nonton konser hardcore di US ini!
Dan satu juga yang tidak dilupakan adalah antrian dari penukaran tiket yang asli panjang banget dan dari penampakan ini aja udah ketauan excitement-nya bakalan kaya gimana buat gig ini.
Selain dari antrian penukaran tiket, juga konsentrasi pra-gig terlihat dari pembelian merchendise T-Shirt dari Sunami di gig ini.
Asli kayanya gak ada itungan sejam, itu merch kaosnya bener-bener langsung ludes. Gokil bat!
Acara sendiri cukup ngaret ya kalau kita itung-itung dari published rundown, cuma ya vibing nya itu hari Jum’at kejepit ya gak ngaruh banget lah pastinya.
BTW ini berarti setting-an timing gignya perfect banget sih IMO. Apalagi untuk para pekerja kaya kita.
Oke, akhirnya kita masuk sekitar jam 8-an dan terlihat udah ada band asal Jakarta bernama End In Pain yang telah memulai set mereka.
End In Pain meruapakan sebuah band asal Jakarta yang baru saja merilis EP terbaru mereka Juli tahun ini yang berjudul “Crucifixion Of Malevolent World”.
Kalau sekilas mendengarkan musik mereka itu terdengar komposisi metallic hardcore yang dikemas dengan atmosfer death metal di dalamnya.
Hal ini ketara banget dari karakter vokalnya pada band ini yang menggunakan teknik gutural dimana hal ini me-represent value dari death metal itu sendiri dari musik mereka.
Dan pada saat mimin dateng, emang sih kayanya band pembuka gitu ya jadi crowd-nya juga belum terlalu compact banget.
Cuma keadaan moshpit SKJ (Sunami Killed Jakarta) pada saat set-nya End In Pain sudah mulai terlihat violent dance tipis-tipis ya dan juga space ketika band ini perform juga masih lumayan lega.
Tapi untuk itungan band yang baru ngerilis satu EP dan jadi opening act-nya Sunami mah sesuatu banget sih. So yes hopefully could hear more stuffs from this guy.
Gak lama dari end up set-nya End In Pain, selanjutnya bersiap Keep It Real. Asli saking gak wake up sama skena lokal, baru ngeh juga kalau 2/3 dari line up di SKJ (Sunami Killed Jakarta) ini didominasi oleh band-band luar Jabodetabek.
Ada Limbo represent B-Area (Baca : Batu) dna juga ada Keep It Real dari Malang.
Wah kalau denger-denger sih kalau Malang dari dulu ya skena metalcore-nya gak pernah padam sih dan seperti yang kita tahu kalau ada band seperti Sharkbite yang cukup stand up untuk skena nasional di sekte metalcore Malang.
Dan kali ini ada Keep It Real dan dibisikin Rian Zeal juga kalau ternyata gitaris dari Keep It Real merupakan vokalis dari Dazzle.
Secara profil Keep It Real telah merilis satu buah split EP dan single. Dari dua rilisan tersebut nampaknya membuat band ini dikenal di kelasnya.
Asli pas liat si Keep It Real tuh yang keren adalah band ini menyisipkan sample-sample sound yang membuat satu ‘kemegahan’ tersendiri di dalam set mereka.
Juga terlihat dari member-member dari personil ini menggunakan ski mask! Beuh asli ini kok nampak kaya gangster FSU mau nge-gerudug gembong coccaine yak hahaha!
Dan memang ketika Keep It Real tampil, moshpit yang awalnya terlihat masih malu-malu kucing disulap menjadi neraka moshpit yang dipenuhi oleh violent dancer di dalamnya.
Asli gila banget moshpitnya pas nih band maen. Juga yang lucu-lucu adalah appearance para violent dancer yang ada pada set mereka dimana ada yang sampe make Ramp Vest warna oranye ahaha!
Kalo kaya gitu-gitu tuh jadi inget moshpitnya band thrashcore keren asal Philly dulu, R.A.M.B.O.
Keep It Real-pun malam itu berhasil memberangus moshpit SKJ (Sunami Killed Jakarta).
Secara musikalitas Keep It Real ini masih agak kental ya komposisi 90’s metalcore-nya which is lovely banget dan emang cup of tea kita.
Kayanya bakalan mimin follow up deh buat update band ini ke depan hahay!
Oh iya saking brutalnya set dari Keep It Real malam itu, sampai-sampai soundman dari acara tersebut mengamuk karena terlihat monitor dan sampai mic mengalami kerusakan ketika Keep It Real on set.
Asli kasian juga sih liat soundman-nya mencak-mencak itu malem sebenernya soalnya pasti udah keluar cost aja ye kan.
Tak lupa setelah kejadian tersebut akhirnya MC-pun menghimbau agar tidak menjadi “Stage Potato” ataupun sampai merusak alat.
Oke lanjut ke set setelahnya, terdapat sebuah opening act yang nampak telah diantisipasi oleh banyak pihak untuk menjadi opening act dari #SunamiJkt yakni Limbo.
Limbo merupakan sebuah unit metallic hardcore asal Batu, Malang, yang merilis EP perdana mereka berjudul “Cruelty” di bawah bendera Greedy Dust tahun 2022 lalu.
Limbo sendiri dikenal sebagai sebuah band yang tepat memadukan agresifitas antara metallic hardcore dengan garangnya intesitas dari death metal.
Yang menarik dari set mereka malam itu adalah background-nya dimana si band itu feature gambar bergerak kaya kartun gitu.
Asli different banget sih background-nya dibanding penampil lainnya malam itu, bahkan Sunami am si Limbo aja masih kerenan background stage-nya si Limbo kalau boleh komen.
Dan pas background-nya peluru terlihat ada tulisan “B-Area Hardcore” wanjay! Jadi mungkin kalau ada yang belum ngeh jadi B-Area itu menunjukan kota asal dari band ini yakni Batu, Malang.
Mimin kira teh B-Area thing tuh becandaan dan emang sebelumnya di grup redaksi pernah ngebahas soal skena hardcore di Jawa Timur haha!
Tapi asli di set Limbo pada #SunamiJkt itu makin malem makin tight. Terlihat crowd makin menggila ketika Limbo memepresentasikan kebrutalannya di stage malam itu.
Yang lucu kayanya ada beberapa hardcore kids yang violent dancing di stage dan mungkin ampir nyikut vokalisnya akhirnya ditendang sama vokalisnya haha!
Malam itu emang kaya showcasing banget skena East Coast Empire AZHEK! Asli jadi emang di #SunamiJkt sendiri beneran emang representing dari band timur Jawa yang intens banget baik dari sisi band ataupun para kolaborator penontonnya yang gila banget nget nget violent dance-nya malam itu.
Setelah semua opening act tampil, kini saatnya main course dari gig ini, Sunami, tampil.
Sunami sendiri bisa dibilang merupakan sebuah unit musikal baru asal San Jose namun band ini nampaknya mendapatkan spotlight karena selera humor band ini yang acceptable dan diterima oleh para young blood yang ada di skena ini.
Banyak diceritakan bahwa band ini awalnya merupakan sebuah proyek iseng yang memang intended sebagai sebuah band troll hardcore.
Tapi ya namanya rejeki kali ya dan keisengan yang berujung kepada kemujuran, tanpa disadari band ini justru digandrungi oleh para pelaku hardcore muda di skena.
Dan wajar adanya kalau band ini akhirnya merilis LP via Triple B yang akhirnya mendapatkan acceptance dari para pelaku skena.
Mimin sendiri sebenarnya mengenal band ini setelah band ini merilis split mereka bersama unit metallic hardcore dari kota yang sama bernama Gulch.
Tidak kurang dan tidak lebih juga, mimin sebelumnya memang mengenal Gulch via unit musikal crossover thrash yang paling di-lookup di scene ini, Drain.
Sempet kebingungan juga karena apa yang ditawarkan oleh Sunami sendiri sebenarnya sound yang mimin jarang sekali look up.
Walaupun akhirnya ada seorang kerabat yang reveal ternyata style musik seperti ini telah menjalar jauh sebelum Sunami sendiri appear di skena underground.
Yang menarik juga adalah banyaknya band-band hardcore punk hari ini yang memiliki background keturunan imigran, terutama band yang appear dari United States atau belahan dunia lainnya.
Mari kita utarakan beberapa band seperti Gang Called Speed, Jesus Piece, sampai kepada Sunami dimana vokalis berdarah hispanik namun emang mukanya ngecoh banget sama warlok.
Asli bentukannya kalo mimin boleh komen kaya cowok ganteng Jakarta guys!
Malam itu kalau mimin boleh bilang bahwa gak hanya Sunami aja yang memang tampil maksimal namun crowd yang meramaikan acara tersebut gak kalah maksimalnya.
Dan memang seumur hidup mimin nonton gig, moshpit gig Sunami merupakan moshpit paling ngeri yang mimin pernah liat.
Dulu sebenernya nonton crowd-nya Final Attack aja udah lumayan merindih sm moshpit dan moshpit-nya Sunami bisa mimin komentar jauh lebih ngeri!
Dan memang apresiasi dari intensitas crowd ini lantaran menjadi alasan band ini akhirnya menancapkan Indonesia sebagai destinasi tur mereka.
Mungkin kalau ngedenger orang hapal lirik mah masih biasa kali ya, nah Sunami kemaren tuh mimin ngeliat hardcore kids tuh asli sampe apal sample-sample suara dari lagu-lagunya Sunami. Menakjubkan!
Yang pasti di gig SKJ (Sunami Killed Jakarta) ini memang terlihat beberapa individu yang bener-bener (((vibing))) dengan caranya dan hal ini terlihat dari beberapa individu yang memilih untuk memakai apparel yang cukup nyeleneh saat gig ini, seperti Vest ataupun topi baling-baling dork.
Terlihat juga Jose Alfonso sepanjang set cukup humble dengan intensitasnya untuk passing mic ke penonton yang cukup baik.
Tapi satu yang ngeri emang itu adalah sepanjang lagu tuh orang yang naek ke panggung tuh gak ada yang gak 2-Step kungfu ges!
Apa rasanya yak jadi personil Sunami ngadepin penontonnya tiap malem modelan kaya begitu. Mungkin lama kelamaan udah kaya accepting dan kebal kali yak!
Malam itu akhirnya Sunami menyelesaikan set mereka jam 22.30 kurang lebih. Mengejutkan sebetulnya karena suprisingly gig ini berakhir gak malem-malem banget walaupun startnya agak ngaret.
Dan mimin juga berhipotesa sih mungkin karena set-nya Sunami yang gak panjang-panjang banget juga sih.
Overall ini merupakan gig yang vibe-nya enak yang dari satu tahun ke belakang mimin pernah datengin karena diadakan pada hari kejepit dan juga berakhir lebih awal.
Overall pengen ngucapin makasih bagi semua organizer kaya Trueside, Set The Fire Records, sampe Stay Younx yang udah mengizinkan kita untuk melakukan liputan.
Yes looking forward banget untuk present ke kalian gig lainnya dari band-band yang berkunjung ke Jakarta! Hope to see you lovely faces in another time fellas 🙂
All pics are taken by @gradykayzel, except the Tokped screenshot