Alhamdulillah hari Jumat kemarin dikasih kesempatan sama Lord Dochi buat nonton #NeckDeepSub, jadi oke nih kalo nyambi bikin report pendek tentang tur mereka.
Mulai dari awal berangkat kali ya. Kali ini mimin Akbar ditemenin dan dibantuin sama Gemilang dari Raousse buat dokumentasi dan foto-foto (check his band if you haven’t yet!).
Kita sampe di parkiran Grand City sekitar jam 18:10, dan berusaha mencari beberapa familiar faces yang kita kenal, meskipun ternyata sedikit banget yang bisa kita kenali. Setelah itu jalan kaki menuju hall, dan ternyata udah lumayan banyak audience yang antri pada mau masuk.
Meskipun sebenernya show kali ini ga terlalu padat amat kalo dari point of view kita berdua. Pas dateng juga udah banyak pihak ketiga yang jualin tiket diluar dengan harga yang lumayan miring, bahkan kabarnya ada yang buy one get one free. Ngga tau juga gimana mekanisme mereka.
Sekitar jam 18:30 akhirnya gate dibuka dan pop-punk kid dengan berbagai macam band t-shirt, satu per satu pada masuk. Seperti biasa ada body check buat ga boleh bawa makan dan minum serta rokok dari luar, karena di dalam rupanya ada lapakan. Sambil naik menuju Convention Hall, kita strolling around beberapa lapakan, termasuk lapak official merch Neck Deep. Mereka nyetak beberapa varian tee, yang mana menurut saya pribadi cukup keren desainnya terlepas blank tee-nya yang so-so aja sebenernya.
Show #NeckDeepSub dimulai jam 19:00 dan langsung dibuka oleh unit pop-punk modern dari Jakarta, yaitu Summerlane. Kita milih spot ditengah supaya bisa denger sound mereka sebaik mungkin (audiofil juga bro?). Total Summerlane bawa 10 lagu termasuk tembang jagoan mereka, Frenemy, Move Along, dan Sweet Escape. Dari segi style lagu, tampaknya mereka heavily influenced by New Found Glory hingga State Champs. They sound pretty tight for a modern pop-punk band. Oh iya ga lupa, mereka juga bawain lagu terbaru mereka, Sebelum Selamanya, yang featuring sama Chintya Gabriella). Selain di Surabaya, Summerlane juga jadi opening act Neck Deep di Jakarta.
Selanjutnya kita punya Pee Wee Gaskins sebagai opening act yang kedua. Piwi mulai on stage kurang lebih pukul 20:00. Entrance mereka juga terbilang unik, karena dibuka oleh bumper campaign yang oke banget seperti “Keep the Pit a Safe Place” dan juga “Defend Woman Not Pop Punk” (feel sorry for Man Overboard, lol).
Audience mulai merangsek kedepan sewaktu Piwi on stage, yang mana diiringi juga sama Jumping Jupiter sebagai lagu pembuka (my personal fav indeed). Mereka total membawakan 11 lagu termasuk Fluktuasi Glukosa dan No Strings Attached (Only Rubbers), dan mashup gokil Sebuah Rahasia dan Wish You Were Here-nya ND, yang mana bikin audience sedikit kaget. Set Piwi ditutup oleh track Dari Mata Sang Garuda. PWG juga jadi opening act ND di Jakarta.
Finally kita sampe di suguhan utama di malam itu. Neck Deep ialah band modern pop-punk asal Wrexham, UK. Show #NeckDeepSub ini adalah titik pertama mereka di Indonesia tahun ini, sekaligus titik ketujuh mereka dalam rangkaian tur Australia dan Asia Tenggara.
Neck Deep sendiri so far udah ngerilis 3 EP, 4 album, dan 18 single, yang mana mayoritas rilisannya dibidani oleh label yang juga aktif dalam kancah pop-punk modern, Hopeless Records.
By the way, sedikit bercerita dulu saya pertama tau Neck Deep lewat album 2014 mereka, Wishful Thinking, dengan tembang andalan Losing Teeth, Growing Pains, hingga Crushing Grief, yang mana dari situ langsung cocok sama style mereka. Tahun depannya mereka ngerilis lagi, Life’s Not Out to Get You, yang menurut opini pribadi saya ini album adalah karya terbaik mereka yang pernah dirilis.
Waktu kemunculan album kedua mereka emang kancah UK pop-punk ini lagi aktif banget, sebut saja nama seperti Roam, As It Is, Trash Boat, Boston Manor, hingga Homebound. Band-band diatas juga membentuk term “tumblr pop-punk” berkat pernak-pernik merch mereka seperti flag, tee, yang bertebaran di Tumblr dan Pinterest.
Pada set padat di Jumat malam kemarin, Neck Deep total membawakan 17 lagu, yang mana 2 lagu terakhir adalah encore. Lagu pertama yang dibawakan adalah Sonderland lalu disusul Lowlife dari album 2020 mereka, All Distortion Are Intentional. Dilanjut 3 track berturut-turut dari album Indiana Jones-related mereka, LNOTGY, yaitu Kali Ma, Citizens of Earth, dan Can’t Kick Up the Roots. Susunan track selanjutnya lebih mixed karena mereka juga bawain lagu lawas mereka seperti What Did You Expect? dan Over and Over, hingga yang lebih anyar seperti STFU, Heartbreak of the Century, hingga single terbaru mereka Take Me With You. Anyway, khusus track Take Me With You ini UFO-related banget, dan ga tau kenapa saya pribadi jadi membayangkan songwriting dari point of view-nya Peter Quill MCU ataupun Deke Shaw dari Agents of SHIELD.
Setlist ND sebelum encore ditutup oleh combo track Wish You Were Here dan December. Terlihat audience sangat menghayati 2 lagu fenomenal tersebut, mulai dari sing along tanpa gadget diatas hingga on cam dua sejoli yang terbawa suasana.
Selanjutnya dua lagu yang benar-benar terakhir mereka adalah Gold Steps dan In Bloom. Dua lagu yang sangat mencirikan “inilah Neck Deep” menurut saya. Well, sometimes things will bend you, but trust me you’ll be fine. Sebuah show yang cukup remarkable, walaupun terdapat audience yang terlihat ingin sedikit tampil eksis dengan ikutan naik ke stage yang terbarikade. Show ditutup dengan confetti dan semburan kembang api yang cukup epik sebagai closure malam itu.
Sedikit membandingkan dengan show pertama ND di Indonesia tahun 2018 yang mana saya juga menonton di Viky Sianipar, audience kali ini lebih beragam dan cukup banyak pendengar dengan non atribut pop-punk. Selain itu dari segi sound keseluruhan, ND benar-benar improve. Show 2023 ini mungkin bisa menunjukkan gimana mereka ada di tip of the modern pop-punk iceberg (debatable though), sangat berbeda dengan show 2018 mereka.
Akhirnya tiba di penghujung report saya dari saya. Thank you so much buat Gemilang yang sudah membantu. Mudah-mudahan ada kesempatan meliput lagi. Amen to that!