Saya sendiri bingung sih apakah di umur saya saat ini masih bisa dikategorikan milenial atau tidak, tetapi yang saya tahu pasti banyak dari kerabat milenial saya di skena menggandrungi band asal Kingston yang bernama Title Fight. Apabila mengorek-ngorek nama Title Fight secara automatis kepala saya langsung trace back ke era 2010-an awal dimana saya mengenal band ini via Last Fm. Yes banyak dari teman saya di skena di taun segituan yang scrobble-nya diisi oleh Title Fight. Dan pas banget lagu pertama yang gue denger via youtube tuh ‘Symmetry’ dan saya juga gak ngeh banget sebenernya waktu dengerin lagu itu tuh kalau sebenernya musik mereka sendiri udah ber-progress ke Floral Green. Jadi ya pas gue pertama denger tuh ‘Oh ini ma modelan melodic kaya Set Your Goals ya’ hahaha!
Mungkin beberapa bulan setelahnya, setelah saya digging beberapa band dari Run For Cover Records, saya mulai ngeh dengan charmingnya ‘sound hardcore’ yang direpresentasikan ulang oleh Title Fight. Though bisa dibilang semenjak Title Fight dengan ‘The Last Thing You Forget’ dan mini album sebelumnya hari ini kurang lebih banyak mempengaruhi shape band melodic hardcore yang belakangan ini banyak bermunculan. Gue juga curiga kalau nama band ‘Neckdeep’ sendiri diambil dari salah satu track dari Title Fight haha. Jujur sih ‘The Last Thing You Forget’ juga awalnya saya kira merupakan full length pertama dari band ini yang ternyata album tersebut merupakan album kompilasi yang hanya dirilis dalam format CD dan digital, sementara untuk format vinyl-nya album ini merupakan album EP. Bingung ya?! Ya sama saya juga sih! Kenapa ngerilisnya harus gitu banget ya. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya sound Title Fight di album ini masih terdengar melodic hardcore secara general walaupun emang songwriting dengan sound seperti ini Title Fight dapat menghadirkan kualitasnya tersendiri.
Move on setelah departing dari sound melodic hardcore yang cukup kental, Title Fight mempresentasikan musik melodic hardcore yang cukup berbeda dari materi-materi di ‘The Last Thing You Forget’ via ‘Shed’ yang dimana di sini mereka menginkorporasikan elemen midwest emo di sini. Bahkan beberapa part di album ini kerasa banget emoish midwest guitar work-nya dan yes beberapa track yang saya maksud seperti ‘Safe In Your Skin’, ‘Your Screen Door’, ataupun ‘Flood of 72’. Di sini Title Fight memang meredefinisikan dari warna musik melodic hardcore di ‘The Last Thing You Forget’ dengan mengoplosnya dengan elemen 90’s midwest emo sehingga menghasilkan ‘Shed’ yang cukup fenomenal dengan progresi sound yang dibuat oleh band ini. Cukup aneh sendiri ketika banyak orang yang mengenal Title Fight sebagai band Run For Cover. Let say ‘The Last Thing You Forget’ yang dirilis oleh Run For Cover Records memang mengantarkan band ini untuk climbing ke level lebih tinggi sehingga band ini pun merilis ‘Shed’ yang pada akhirnya dirilis oleh SideOneDummy. Pun memang banyak band dari Run For Cover secara bersamaan mengalami kesuksesan dalam formulasi musik melodic/post hardcore yang dioplos dengan ramuan 90’s indierock, tetapi Title Fight sebenarnya menikmati cherish-nya progresi musik yang mereka capai di SideOneDummy sih. As a matter of fact gitu ya!
Berikut setelah sukses dengan elemen midwest emo yang diinkorporasikan di dalam album ‘Shed’, pada tahun 2012, satu tahun setelah perilisan ‘Shed’, band asal Kingston, Pennsylvania ini kemudian merilis the almighty ‘Floral Green’. Nuff said untuk mengatakan bahwa ‘Floral Green’ merupakan titik kulminasi kreativitas dari Title Fight sendiri. Agaknya bisa dibayangkan ketika fans yang udah fall for ‘Shed’ tiba-tiba mendengarkan ‘Floral Green’, yes for good they have another godamn progression. Banyangin aja ketika lo udah terlena dengan sound midwest di ‘Shed’ dan tiba-tiba lo disuguhkan ‘Floral Green’ yang bisa dibilang soundnya post hardcore banget dan ketika di ‘Shed’ itu Title Fight banyak menggunakan filter crunchy dengan tuning midwest dan bam! tiba-tiba ‘Floral Green’ menghajar mood anda dengan sound guitar yang lebar dan juga penggunaan filter guitar yang lebih variatif. Sebenernya lucu juga sih ketika pernah ada yang menilai Title Fight sebagai salah satu band emogaze karena ‘Floral Green’-nya. I mean like justru kalo gue denger musikalitas mereka lebih nyerempet ke post-hardcore 2000-an macem Rival Schools, Far, sampai sedikit Quicksand sih. And of course Ned and the company translate its post hardcore with their Title Fight’s spectrum dan album ‘Floral Green’ merupakan album dari subgenre hardcore yang ekperimental kalau bisa saya bilang. Beberapa track yang saya highlight yang mungkin cukup representatif untuk menghadirkan identitas pada album ‘Floral Green’ di antaranya adalah ‘Numb, But I Still Feel It’, ‘Like A Ritual’, dan anthem fans Title Fight dari ranting Jabodetabek, ‘Head On The Ceiling Fan’.
Dua album awal dari Title Fight memang meletakan milestone tersendiri untuk band ini dalam karya yang mereka hasilkan, pun hal ini saya kira menjadi beban tersendiri pada band. Dan ya ketika ‘Hyperview’ dirilis tahun 2015 oleh salah satu subsidiary label dari Epitaph Records yang bernama ‘ANTI-‘, mungkin salah satu full length yang cukup mengecewakan untuk saya. Jujur memang merekapun pada akhirnya meninggalkan pakem hardcore itu sendiri dan mereka telah berlari cukup jauh sampai menghasilkan ‘Hyperview’. Band ini tidak ada hentinya bereksperimentasi dalam setiap karyanya tetapi nampaknya ‘Hyperview’ menyimpan catatan yang cukup buram dalam kurasi karya Title Fight itu sendiri. Banyak fans yang memang mengkritik sound dari ‘Hyperview’ itu sendiri. Let say ketika anda disajikan ‘Floral Green’ yang cukup eksperimental dan juga disuguhkan dengan energi hiper ekstrover di dalamnya tetiba ‘Hyperview’ hadir dengan lebih banyak ekperimentasi dan titik permasalahannya adalah album ini tidak merepresentasikan energi yang dimiliki oleh Title Fight di materi sebelumnya. Terkadang memang sebagai fans ataupun pendengar terlihat salah ketika mereka menentukan apa yang mereka harapkan dari band yang mereka beri atensi dan saya rasa hal ini terjadi di ‘Hyperview’. Ketika Title Fight sendiri sudah enough dengan warna musik di full length pertama dan kedua, merekapun enggan didikte oleh pendengar sendiri dan step up ke level selanjutnya di ‘Hyperview’. Like gue juga gak pernah tau sih bisa jadi ‘Hyperview’ bisa menjadi fandom tersendiri di masa depan dan emang ada band yang mengadopsi sound dari ‘Hyperview’ tersendiri di masa depan. The future is unwritten!
Entah bagaimana jadinya setelah perilisan ‘Hyperview’ sendiri dan sound ‘Run For Cover’-ish telah mengglobal sehingga emang banyak juga band pas ‘Hyperview’ rilis tuh yang into shoegaze thing kalo gue liat fenomenanya di bandcamp dulu tuh, Title Fight sendiri dengan natural hilang dari peredaran. Dan seinget gue juga sih band ini gak pernah state juga kalo mereka hiatus or something tapi gak pernah tur ataupun menghasilkan apa-apa lagi sih pasca ‘Hyperview’. Bisa jadi mereka juga emang udah burnout pas ngegarap ‘Hyperview’ ataupun mereka emang mereka ‘in a quest’ aja untuk meredefinisikan shape of their hardcore music to come. Sape yang tau kan! Yang gue rasain sih makin lama hiatus malah Title Fight sendiri menjadi figur yang penting di kancah skena hardcore/punk itu sendiri. Tapi gue penasaran aja sih dari segitunya orang pay attention sama Title Fight sekarang, cuma pada into Glitterer gak ya haha. Bahkan pernah gue liat sih ada yang bikin meme gitu soal proyekan Ned Russin yang namanya Glitterer ini. Intinya sih dari meme itu mah ngerasa gak sreg sama album pertamanya Glitterer yang way too far dari soundnya Title Fight. Maybe its just the way he is aja sih kalo gue bilang dan dia mencoba untuk lebih honest aja dalam karyanya. Yang gue tangkep sih mungkin Ned lagi pengen bikin moniker yang modelnya kaya GBV ataupun Sebadoh kali ya. Glitterer sendiri gue bilang musiknya more hommie made music and more lo-fi incoroporated. Lucu sih gue sendiri pertama tau Glitterer juga via RSVP gig turnya I’m Glad Its You dan inget banget pas di deskripsinya ditulis ‘Featuring Ned Russin of Title Fight’ haha. Okelah begitulah cuap-cuap saya soal Title Fight sendiri, kalo mau beli bajunya banyak sih di tokped atau di kanal belanja lainnya dan yang pasti banyak murah juga AKA bootleg haha. Anjir gue ketawa mulu efek baru gajian kali ye!