Di antara beberapa band twinkle emo lokal, bisa dikatakan Eleventwelfth merupakan band yang di samping memiliki skill songwriting yang cukup terdepan juga merupakan band yang memiliki keberuntungan tersendiri. Pasca music video yang bisa dikatakan well concepted, ‘Addressing Your Head As My Favorite Bookstore’, nama Eleventwelfth pun banyak diperbincangkan banyak di luar skena pop punk/emo itu sendiri. Bahkan titik waktu perilisan music video ini bisa saya bilang merupakan masa turning point bagi Eleventwelth. Tur Asia sampai tur lokal menghiasi rekam jejak band ini sehingga band ini meninggalkan footprint atau milestone tersendiri untuk band yang memainkan musik emo/twinkle di skena lokal.
Back then, saya diperkenalkan Eleventwelfth sendiri via Tomo yang waktu itu ngasih demo dari submission band yang masuk ke We.Hum Collective. Kalo gak salah sih di dalam demo tersebut featuring beberapa lagu yang juga ada di dalam EP pertama mereka seperti “Later On”, “Violent Precaution”, dan “Self Reflecting Room”. Dan tiga lagu tersebut emang cukup tricky juga sih karena saya sendiri mengira kalau band ini akan merepresentasikan musik emotive indie punk di dalam musik mereka, akan tetapi hal tersebut berubah ketika saya menyimak materi mereka via live performance di gig pertama dan terakhir Rizkan Records, ‘Diving Popsault’. Lucunya lagi balik ketika saya lagi secara intens mendengarkan demo dari Eleventwelfth, waktu itu bass player mereka, Tirta, memang lagi sering main ke rumah saya untuk membeli rilisan distro saya dan saya juga belum menyadari kalo si Tirta ini ternyata bermain bass di Eleventwelfth. It went like “Wey Tir gw lagi suka band namanya Eleventwelfth dah’ and he replied ‘Lah itu mah bandnya si Almas sama Kesa. Gue juga sebenernya maen di sana, cuma gue additional’. Wajar sih namanya juga manusia urban #apacoba.
Eleventwelfth Day merupakan cara unik band ini dalam melakukan campaign bisa dibilang karena di samping menyapa skena dengan eksistensi band ini, Eleventwelth Day sendiri sebenarnya memang cara yang cukup efektif untuk mengumpulkan materi dari band sendiri. Ya sesuatu kalo gak ditargetin sih banyak yang memble juga. Kompilasi ‘Everything After’ sendiri memang sedikit lebih menyuguhkan kepada anda materi-materi yang dirilis di Eleventwelfth Day. Disamping itu juga kalau saya dengar di sini kompilasi ini juga merepresentasikan progresi musik dari Eleventwelfth dari waktu ke waktu. Di empat track awal, kompilasi ini menyuguhkan track-track dari EP kedua mereka berjudul ‘Out of Nowhere’ yang bisa digeneralisir materi dari EP ini masih se-killer EP selftitle pertama mereka dan juga dari segi songwriting masih menggunakan formulasi yang kurang lebih masih sama. Tak lupa di dalam kompilasi ini disisipkan salah satu materi akustik favorit saya yang berjudul ‘Hollow’. Bersukur juga akhirnya materi yang heartfelt tersebut akhirnya didokumentasikan ke dalam rilisan fisik. Next, di dalam kompilasi ini juga menampilkan materi terkini mereka seperti ‘Its All My Mistakes’, ‘Escape Me From Reality’, dan ‘Capture Me To Fantasy’, yang dimana kalau saya nilai sendiri materi-materi tersebut cukup progresif bila dibandingkan dengan materi-materi sebelumnya. Yes more math rock thingy sih secara materi dibandingkan indierock approach di dalam song writingnya sendiri. Mungkin kalau saya boleh memilih preference-nya sendiri, saya merupakan orang yang masih into dengan more indierock-ish Eleventwelfth. Meskipun begitu, saya kira math rock element dari Eleventwelfth sendiri masih cukup layak untuk disimak secara kualitas.
Dari awal telah dielaborasi dari personilnya sendiri bahwa Eleventwelfth memang merupakan sebuah labour of love dan kompilasi ini eksistensinya cukup menyenangkan di sisi fan yang akhirnya gak terlalu lama harus nungguin kapan ini band bakalan bikin rilisan baru. Anyway kompilasi ‘Everything After’ ini dirilis di dua negara yakni Jepang yang dirilis oleh Waterslide Records dan Indonesia yang dirilis oleh Guerilla Records dalam format CD dan khusus untuk rilisan lokal sendiri kemarin sih available dengan format bundle dengan baju secara terbatas. Dan untuk digital mah kompilasi ini kayanya cuma dibuatin playlist doang yah secara materi-materi sebelumnya udah pernah dirilis secara digital.