“Kapitalet höjer hyrorna
och staten bostadsbidragen
så kan man fiffla en smula
med den järnhårda lönelagen
och till och med betala mindre i lön
än priset för mat och för hyra
för staten skjuter så gärna till
om levnadsomkostnaderna blivit
allt för dyra..”
Penggalan lirik tersebut, kamerad, adalah bagian dari lirik salah satu lagu paling berpengaruh dalam skena punk Swedia pada masanya. Lagu tersebut bertajuk Staten och kapitalet dan dipopulerkan oleh Ebba Grön pada tahun 1980 – walau hanya sebagai cover; lagu aslinya pertama diciptakan oleh band progg Swedia, Blå tåget, pada tahun 1972 dengan tajuk Den ena handen vet vad den andra gör. Lagu tersohor tersebut, bercerita tentang bagaimana kekuasaan negara dan kapitalisme dianggap saling bergantung satu sama lain.
Berangkat dari Kemarahan Struktural
Leif Nylén, drummer Blå tåget yang juga memegang posisi sebagai penulis lirik lagu tersebut, mendapatkan ide untuk menulis lirik lagu tersebut ketika ia sedang dalam perjalanan ke Radiohuset (kantor pusat radio Swedia) di Stockholm dan melewati suatu Garnisonen (kompleks perkantoran besar) yang terletak di Karlavägen, dan kemudian menyadari bahwa tunjangan perumahan meningkat sehubungan dengan kenaikan harga sewa.
Sebagai bentuk kemarahan Blå tåget (dan juga Ebba Grön tentunya) terhadap bagaimana kuasa yang diprakarsai kapitalisme dan negara selalu berujung pada abuse of power terhadap rakyat secara kolektif, mereka menyanyikan lagu di mana liriknya berfokus kuat pada perserikatan kolektif. Terutama, fokus ada pada penggalan lirik yang berbunyi “Sida vid sida, tillsammans hjälps dom åt / Staten och kapitalet, dom sitter i samma båt / Fast det är inte dom som ror, som ror så att svetten lackar / Och piskan som kittlar, kittlar inte heller deras feta nackar.” kurang lebih artinya adalah “Berdampingan, bersama-sama mereka saling membantu. Negara bagian dan ibukota, mereka berada di perahu yang sama.
Tapi bukan mereka yang mendayung, yang mendayung hingga keringat bercucuran. Dan cambuk yang menggelitik juga tidak menggelitik leher gemuk mereka”. Mereka menggarisbawahi bahwa dalam proses “mendayung” perahu kehidupan, rakyatlah yang secara kolektif mendayungnya bersama-sama hingga keringat mereka bercucuran, dan negara bahkan tidak peduli maupun peka – dan tentunya, itu bukanlah hal yang patut diromantisasi; aksi untuk melawan tentunya perlu, dan oleh karenanya lagu tersebut tercipta.
Jika bicara tentang skena punk Swedia, yang seringkali diakui sebagai salah satu skena paling berpengaruh dalam perkembangan produksi utama punk di samping Amerika Serikat dan Inggris, beberapa nama-nama paling tersohor sepanjang masa pada skena tersebut tentunya adalah Ebba Grön, KSMB, Asta Kask, Kriminella Gitarrer, Tant Strul, Pink Champagne, The Pain, dan Göteborg Sound.
Merekalah yang utamanya memprakarsai dinamika skena punk Swedia pada tahun 1970-an akhir hingga 1980-an awal, tepatnya tahun 1977-1982 di mana gelombang pertama skena punk Swedia berlangsung. Tiga kota utama di mana punk Swedia pertama berkembang adalah Stockholm, Göteborg, dan Malmö.
Representasi Tembok Berlin dalam Lagu
Selain populer dengan cover Blå tåget yang judulnya diganti menjadi Staten och kapitalet tersebut, Ebba Grön sebagai salah satu nama paling tersohor di skena punk Swedia, juga terkenal dengan lagu bertajuk Die Mauer (“Tembok” dalam bahasa Jerman), yang menceritakan tentang Tembok Berlin; tepatnya sepasang kekasih yang terpisah oleh Tembok Berlin. Selama Perang Dingin, sebuah tembok dibangun melalui Berlin yang tujuannya, menurut Jerman Timur, adalah untuk mencegah fasisme. Bahkan, Jerman Timur menghentikan penerbangan massal warga Jerman Timur ke Jerman Barat.
Dinding itu dijaga oleh tentara dan memiliki ranjau, parit, dan kawat berduri untuk mencegah orang melarikan diri. Diperkirakan setidaknya 140 orang tewas ketika mereka mencoba mencapai sisi lain tembok. Pada lagu tersebut, Ebba Grön menggambarkan situasi yang terjadi ketika Tembok Berlin masih beroperasi, di mana kekasih narator lagu tersebut terjebak di sisi lain dinding.
Tembok Berlin menyebabkan narator lagu tersebut dan kekasihnya, Susanne, berpisah. Ia dianjurkan untuk tidak pergi dekat dinding dan bertemu dengan kekasihnya. Namun, tak pernah ada kompromi yang beradab dalam mencoba untuk melewati tembok karena semua yang mencoba melakukannya akan ditembak mati dengan K-pist, atau disebut juga dengan kultsprutepistol (term bahasa Swedia untuk pistol submesin).
Secara garis besar, lagu ini menceritakan tentang pengaruh Tembok Berlin terhadap masyarakat, dari sudut pandang yang sangat pribadi. Lagu ini menyoroti betapa sulitnya orang-orang yang memiliki hubungan mendalam namun dipisahkan oleh sisi dinding yang berbeda.
KSMB dan Karyanya yang Multitafsir
Salah satu lagu terpopuler milik KSMB, bertajuk Sex noll två, adalah lagu yang liriknya telah mendatangkan berbagai macam interpretasi kurang akurat dari para pendengarnya; banyak yang menafsirkan bahwa lagu tersebut berbicara soal LSD maupun keinginan bunuh diri dan melarikan diri dari realita, namun, sesungguhnya gitaris/drummer Johan Johansson telah mengkonfirmasi sendiri bahwa lagu tersebut tidak memiliki makna apapun yang spesifik, dan KSMB hanya menganggap lirik tersebut sebagai candaan yang sengaja dibuat-buat seolah terdengar pretensius.
Lagu Sex noll två sendiri memiliki makna sentimental yang amat pribadi bagi lintasan hidup saya, karena, ketika saya memutar balik ingatan saya secara retrospektif, terdapat periode hidup tertentu pada lintasan hidup saya di mana saya sedang sering-seringnya mendengarkan Sex noll två sebagai bocah tolol semester 4 di masa perkuliahan sarjana saya; memutar Sex noll två kencang-kencang pada earphone sembari jalan kaki menyusuri area kost saya menuju kampus bersiap-siap kelas pagi, dengan rokok di tangan kiri dan mengenakan battle jacket penuh dengan tambalan patch band-band punk. Wuah, sudah benar-benar merasa paling keren dan mantap seantero Kukusan Teknik ketika jalan kaki pada saat itu, padahal nyatanya orang lewat nggak ada yang peduli juga apa yang saya dengarkan maupun kenakan, dasar bocah tolol! Sudah cukup selingannya.
Sejarah D-Beat dan Trallpunk
Ketika masuk ke tahun 1980-an, subgenre yang dominan masuk ke dalam skena punk swedia adalah hardcore punk, kängpunk (atau yang kerap kali kita dengar disebut sebagai d-beat), dan trallpunk. Pada era yang kerap berorientasi pada hardcore ini, nama-nama terkenal yang amat berpengaruh pada masanya termasuk Mob 47, Anti Cimex, Moderat Likvidation, Totalitär, Svart Snö dan Avskum.
Band-band tersebut memiliki kemiripan yang cukup kuat dengan band punk asal Inggris, Discharge, namun dengan tempo yang lebih cepat dan musikalitas yang lebih “mentah”. Sedangkan, pada tahun 1990-an, subgenre punk yang pada saat itu sedang naik pamor adalah band-band yang berorientasi ke arah crust punk seperti Wolfbrigade, Skitsystem, dan Disfear.
Band-band punk Swedia gelombang kedua dan ketiga ini kemunculannya pun juga sebenarnya bersinggungan dengan kemunculan skena heavy dan death metal di Swedia, dan skena metal dan punk secara umum saling terkait, sehingga membuahkan eksekusi di mana band-band extreme metal Swedia –seperti Bathory, In Flames, Entombed, dan At the Gates– dan band-band punk saling mempengaruhi musikalitas satu sama lain.
Berhubung trallpunk dan kängpunk kemungkinan merupakan dua istilah yang cukup asing bagi pendengar musik punk di Indonesia di mana media ini berbasis (kecuali mungkin bagi mereka yang memang secara spesifik sudah familiar mengulik skena punk Swedia)– trallpunk itu sendiri adalah subgenre musik punk yang khususnya berkembang di Swedia, berakar pada melodi punk tahun 80-an (bahkan kadang memiliki sedikit pengaruh folk), dan paling dikenal dengan drum bertempo cepat dan lirik bernuansa naratif yang kerap kali berorientasi pada politik sayap kiri.
Band-band trallpunk yang berkontribusi membangun skena punk Swedia pada masanya antara lain adalah Asta Kask, Total Egon, Strebers, Charta 77, Puke, Rolands Gosskör, De lyckliga kompisarna, Dia Psalma, Coca Carola, Räserbajs, Köttgrottorna, Radioaktif Räker, Varnagel, Slutstation Tjernobyl, Greta Kassler, dan Sötlimpa.
Di antara sekian banyak band trallpunk yang berkontribusi terhadap dinamika skena punk Swedia, salah satu band trallpunk yang paling berpengaruh dan memprakarsai skena adalah Asta Kask. Berkat venue bernama Kafé 44 di Stockholm, trallpunk mengalami peningkatan popularitas yang pesat selama tahun 1990-an. Di samping itu semua, ada pula band trallpunk yang mengambil inspirasi dari skate punk asal Amerika Serikat dan menggabungkan campuran pengaruh antara trallpunk Swedia dan skate punk Amerika Serikat, misalnya Skumdum.
Sedangkan, kängpunk adalah salah satu subgenre punk yang juga berkembang di Swedia, dengan karakter spesifik iringan drum yang disebut D-beat (Huruf D dalam D-beat di sini merujuk pada Discharge, jadi secara teknis artinya adalah Discharge-beat). Istilah ini diciptakan oleh Jimmy Karlsson yang merupakan bassist dari band 16 Blåsare Utan Hjärna. Kängpunk berkembang pada akhir 1970-an dengan pengaruh dari beberapa nama-nama besar dari luar Swedia, yaitu Exploited, Motorhead, dan tentunya Discharge.
Perihal Umeå Hardcore di Tahun 1990-an
Skena punk Swedia pada umumnya juga amat terhubung erat dengan skena hardcore yang muncul di Umeå dan kota-kota di Swedia Utara lainnya seperti Linköping, Skellefteå, Luleå, Borås, Vänersborg pada 1990-an (meskipun Umeå tetap menjadi pusatnya), dengan band-band seperti Refused asal Umeå dan Raised Fist asal Luleå sebagai pemrakarsa.
Mereka bahkan memiliki sebutan sendiri untuk komunitas mereka yang telah digunakan sejak tahun 1990-an, yaitu Umeå Hardcore. Istilah tersebut juga telah digunakan oleh label rekaman Umeå Hardcore Records dan Kulturföreningen Umeå Hardcore. Kebanyakan dari band-band yang terlibat dalam skena Umeå Hardcore tersebut secara musikalitas memiliki tendensi untuk bereksperimen memperluas batasan-batasan genre, dan manifestasi dari eksperimen mereka tersebut adalah memberi label post-hardcore pada sebagian lagu-lagu mereka, alih-alih melabel musik mereka sebagai hardcore punk konvensional. Skena hardcore Umeå pun memiliki label rekaman yang berorientasi straight edge, yaitu Desperate Fight Records.
Salah satu tokoh paling berpengaruh dan menonjol dari skena hardcore Umeå antara lain yaitu Dennis Lyxzén, yang terkenal dengan segudang proyeknya yaitu Refused, The International Noise Conspiracy, dan Final Exit, serta menjalankan label rekaman Ny Våg Records.
Gelombang Terbaru Skena Punk Swedia
Kemudian, ketika merujuk pada skena punk Swedia di tahun 1990-an akhir hingga 2000-an, banyak band punk Swedia yang sudah lama bernaung di skena tetiba memutuskan untuk reuni dan merilis materi baru, seperti Asta Kask, Dia Psalma, Mob 47, Moderat Likvidation dan De lyckliga kompisarna. Pada dekade tersebut juga, terdapat banyak band hardcore punk baru yang memiliki pengaruh kuat dari punk Swedia klasik 1970-an dan 1980-an (seperti Ebba Grön dan KSMB).
Band-band baru tersebut antara lain adalah Hårda Tider, Totalt Jävla Morker, Refused (ini sudah pasti), Acursed, DS-13, dan Burning KItchen. Band-band baru tersebut cenderung memprakarsai kebangkitan anarcho punk di Swedia dan berkontribusi membantu berkembangnya skena yang sadar politik.
Skena punk pastinya tidak sepenuhnya utuh tanpa fanzine, oleh karenanya skena punk Swedia pun memiliki berbagai fanzine yang hingga hari ini arsipnya dapat diakses di http://www.swedishpunkfanzines.com/. Beberapa fanzine favorit pribadi saya yang dapat diakses di situs tersebut antara lain adalah Anarki & Kaos, Crash-Mag, dan Skrik Ut.
Musik Sebagai Media yang Inklusif
Secara garis besar, skena punk Swedia selalu dinamis dan menyenangkan— setidaknya bagi saya pribadi (tapi tahu apa juga sih saya, hanya pengamat dari luar, mengunjungi Swedia juga baru sekali seumur hidup). Dengan populasi hanya sekitar 10 juta jiwa, kesuksesan global skena punk Swedia yang dimanifestasikan lewat pengaruh band-band tersebut terhadap dunia sejauh ini cukup mengagumkan.
Musik punk merupakan salah satu media yang lebih inklusif untuk belajar lebih dalam tentang kritik atas negara dan birokrasi, ketika membaca buku-buku kekirian super tebal terlalu berat dan memusingkan untuk Anda – dan skena punk Swedia melakukan tugasnya dalam mengedukasi massa melalui musik dengan cukup baik, walau, yah, lirik-lirik kritis, subversif, dan anti pemerintahannya tetap harus kita terjemahkan dengan Google Translate jika bukan penutur bahasa Swedia jika ingin paham isinya.