Dazzle (Malang) menghebohkan timeline saya beberapa hari ini berkat karya terbaru mereka berjudul “Revenge Is Mine” yang dirilis pada tanggal 5 September silam, dan saya baru sempat mendengarkan sekitar 2-3 hari lalu, haha. Btw saya sudah pernah menyaksikan live performance mereka sekali dan experience-nya cukup bagus, maka dari itu lagu ini cukup mengundang hype tersendiri.
Dengan nawaitu menancapkan earphone ke telinga sembari berwajah serius layaknya produser musik, mulailah saya menenggelamkan diri. Ketika masuk ke dalam lagu, yang terlintas pertama adalah single ini tak jauh berbeda dengan Vanity & Void (EP 2021) dan masih mengedepankan pakem crossover/trash metal dalam komposisinya, tidak ada perubahan spesifik dalam konsepnya. Intensitas tinggi pun sudah terbangun sejak awal, tapi, pendengar masih diberi waktu untuk pemanasan terlebih dahulu sebelum akhirnya tancap gas, built-up disusul sebuah sambutan tawa bengis menjadi pengantar sebelum akhirnya memporak-porandakan. Sekitar 1 menit lebih 58 detik kita akan dipacu dengan atensi tinggi dari Revenge Is Mine, kemudian barulah diberi nafas sembari menikmati sajian melodi nan harmonis. Dari tempo naik turunnya, Dazzle kembali membuktikan tidak hanya sekedar bermain di riff-riff cepat, tapi juga masih mengedepankan lead gitar sebagai unsur maha sempurna dalam sebuah proses penggarapan karya. Aransemen cukup berisik lengkap dihadirkan dari drum, gitar, bass hingga luapan vokal kental nuansa Iron Reagan, Red Death, Municipal Waste, Metallica hingga nama baru seperti Enforced, dan tentunya ini merupakan konsistensi dalam band ini. Ya, meskipun sebenarnya saya berharap adanya sedikit variasi dengan memasukkan unsur instrumen lain atau sajian clean gitar layaknya intro Crawling For The Mercy. Dari keselurahan, terdapat sebuah hal menarik, yaitu bagaimana cara Agan (vokalis) menghanturkan tiap bait lirik. Alih-alih terdengar “bule” dia lebih embrace dengan aksen Jawa Timur nya yang terasa kental pada beberapa part dan ini merupakan poin tambahan di saat band lain ingin terdengar bule, Dazzle justru memilih untuk menjadi “Jowo”. Akhirnya, lagu berdurasi 3.10 menit ini diakhiri dengan cukup baik meskipun rasanya anti-klimaks.
Revenge Is Mine kembali dirilis dibawah bendera Greedy Dust, label yang belakangan aktif dan berkembang pesat dengan melahirkan rooster-rooster baru di skena hardcore. Lagu ini sudah tersedia dan sudah bisa kalian nikmati melalui platform digital Spotify. Verdict! Lagu ini cocok untuk didengarkan dalam keadaan diri mengumpat kemarahan dan menuntut balas dendam seperti dalam sinetron, soundtrack yang pas untuk mengungkapkan emosi sambil memikirkan strategi dan eksekusinya.