Subscribe to Updates
Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.
Author: Satriyo Prakoso
6 tahun adalah jarak yang cukup panjang antara satu karya dan karya lainnya. Di tahun 2018 lalu Hutan Tropis, unit pop asal Palembang yang cukup vokal dengan isu sosial dan lingkungan, merilis album perdananya dengan tajuk “3.500 Hz” lewat Demajors Records, dan kemudian di tahun 2024 ini akhirnya mereka mengeluarkan single baru lagi sebagai karya lanjutan dari album penuh tadi dengan judul “Semoga” pada 21 Juni lalu. Di salah satu penampilan mereka di pelataran toko kopi beberapa waktu lalu Jimi Delvian, vokalis sekaligus gitaris Hutan Tropis, menyampaikan kalau lagu ini tercipta karena terpantik sebuah unggahan dari Spektakel Klab. Dari segi…
Palestina dan Rafah menjadi sorotan yang selalu dibicarakan di media sosial hingga hari ini. Apa yang terjadi di sana memantik respon dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk di Palembang. Akhir tahun lalu beberapa kolektif di Palembang membuat solidarity gig Dari Palembang untuk Palestina dengan harapan bisa memberikan bantuan secara materil. Namun gejolak yang terjadi di Palestina makin membabi buta hingga sekarang dan mereka semua pun kini tersudut di kota Rafah yang terletak di Gaza Selatan. Kota ini menjadi tempat terakhir di Jalur Gaza setelah seluruh area dimusnahkan secara bertahap oleh Israel. Nama Rafah pun menjadi perhatian masyarakat dunia dengan unggahan massal…
Taman kota sejatinya adalah salah satu elemen penting dari suatu kota. Menjadi tempat untuk sekedar melepas penat kehidupan dengan jadi lokasi rekreasi akhir pekan, tempat olahraga ringan seperti jalan santai ataupun jogging, bahkan bisa menjadi daerah resapan air untuk mencegah banjir. Hal-hal yang perawatan dan pengembangannya dalam beberapa tahun terakhir terkesan luput dari perhatian menurut pandangan saya terjadi di kota Palembang. Janji-janji revitalisasi pun tinggallah sekedar janji. Masih terpampang nyata di hadapan kita semua nasib Pasar Cinde dengan janji revitalisasi bahkan modernisasi yang berakhir sengketa dan kini musnah menjadi puing. Palembang harus kehilangan pasar yang secara de facto dan de…
Di era media sosial dengan kecanggihan hyper connectivity-nya ini semua informasi memang sangat mudah didapat. Cuma paradoks lain yang muncul adalah malah terkadang karena dijejali oleh begitu masifnya informasi melalui berbagai platform berakibat banyak juga informasi penting ataupun yang sebenarnya sangat relate dengan kita yang terlewat. Perkembangan algoritma memang sangat pesat dan kadang juga menyebalkan. Memilah dan memilih apa yang kita konsumsi pun sudah jadi sebuah keharusan. Termasuk juga informasi akan musik-musik baru yang kadang terlewat oleh radar kita. Bisa karena memang musiknya bukan selera kita atau bisa juga promosinya kurang. Cuma kadang yang bikin geregetan adalah ketika ada musisi/band…
Baru beberapa hari melewati 2023. Tahun yang cukup memorable dengan segala dinamikanya. Teruntuk catatan di kancah musik lokal dan ekosistemnya pun sepertinya sama. Selalu menarik jika berbicara gejolak yang terjadi di kancah musik lokal Palembang. Ada band baru yang sedang berprogres dan juga band lama yang kembali hadir. Ada Svvara, kuartet indie pop, yang cukup mencuri perhatian dengan EP “Chromatic Side”-nya yang kembali dirilis Ear to Ear dan mereka juga jadi salah satu band yang terpilih untuk tampil di Pemanasan Pestapora di Jakarta beberapa waktu lalu bersama 6 band lain yang sudah diaudisi dan dikurasi sebelumnya. Ada juga The Sams,…
Menuju akhir 2023 ketika mengetik rilisan pers ini. Semakin mendekati 2024 yang mana akan menjadi tahun politik yang panasnya sudah mulai terasa dari sekarang. Pertunjukan dari manuver-manuver politik yang mulai tampil di panggung politik negara ini dan memaksa kita semua untuk duduk manis menyaksikan semua alurnya. Kaget juga ketika menyimak lagu demi lagu sambil membaca lirik dari debut mini album DIVN yang berjudul “May We All Heal from Things We Don’t Speak About”. Ada similaritas yang berkaitan dari apa yang saya lihat sedang terjadi dengan lagu-lagu mereka. Mereka juga mengaduk potongan elemen musik noise, post-hardcore, sludge, dan juga industrial menjadi…
Hari Minggu, 19 November 2023 kemarin beberapa kolektif di Palembang dari Youth Generator, Spektakel Klab, Mataram Collabs, Painting Everythink, Pop Sicel, dan Tigo Sengah bahu membahu dalam Palembang Networks of Friends for Palestine & All Liberation Movement membuat sebuah acara penggalangan dana dengan tajuk “From the River to the Sea. Palestine Must be Free.” Acara digelar di Rumah Sintas Palembang dengan menghadirkan penampilan dari band, musisi, dan penampil lokal seperti Ade Risky, Chicken Shit Flower, Egoism, Erazed, HutanTropis, Latch, Leisa, Riouth, Sawibeats, Serud, Sumar, Sunwish, Svvara, The G.R.O.S.S, dan Wong Gerot. Ada juga pertunjukan teatrikal puisi dan cerpen dari Malam…
Kacau dan berantakan. Dua hal yang muncul di dalam kepala saya ketika pertama kali menyaksikan HOAX, sebuah band chaotic hardcore dari Palembang. Pertama kali menonton mereka, entah tahun berapa di dekade yang lalu, saya bingung dengan apa yang mereka mainkan. Ganjil, cepat, dan berpola tidak lumrah seperti lagu pada umumnya. Yang belakangan saya ketahui ternyata memang mereka punya pola sendiri dalam penyusunan lagu-lagu mereka. Dan pola itulah yang menurut saya membuat mereka berbeda. Kekacauan lain yang muncul bukan cuma dari pola penulisan lagu. Aksi panggung mereka pun tidak kalah nyeleneh. Bayangkan saja di tengah lagu, floor tom drum tiba-tiba diangkat dan dipindahkan…